Al-Chemist Ungu

tentang Pendidikan dan Kimia

BAB III. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR KIMIA

 (BAGIAN I)
            Teknik penilaian hasil belajar kimia ada tiga bentuk, yaitu teknik ujian, teknik non-ujian, dan teknik alternatif. 
 Instrumen penilaian hasil belajar kimia, juga ada tiga bentuk. Teknik penilaian hasil belajar kimia bentuk ujian instrumennya adalah soal, teknik penilaian hasil belajar kimia bentuk non-ujian instrumennya adalah non-soal, dan teknik penilaian hasil belajar bentuk alternatif  instrumennya adalah tugas-tugas.
      Teknik penilaian  hasil belajar kimia bentuk ujian dapat dibagi menjadi  ujian tulis, ujian lisan, dan ujian tindakan. Instrumen penilaiannya berbentuk soal tertulis, soal lisan, dan soal perbuatan. Teknik penilaian  bentuk non-ujian dapat dibagi menjadi teknik observasi, wawancara, dan angket. Instrumen penilaian non-ujian berbentuk pedoman observasi, daftar cek, skala lajuan; pedoman wawancara; lembar angket dan skala sikap.  Saat ini berkembang teknik penilaian baru, yaitu teknik penilaian alternatif, instrumen penilaian alternatif berbentuk tugas-tugas.
      Masing-masing teknik  dan instrumen penilaian hasil belajar kimia, akan dibahas dalam bab tersendiri. Dalam Bab III ini dibahas teknik penilaian hasil belajar kimia bentuk ujian, dengan instrumen soal bentuk uraian dan objektif. Di samping hal tersebut akan dibahas pula hubungan antara bentuk soal dengan kompetensi aspek kognitif, baik dimensi proses kognitif maupun dimensi pengetahuan.
      Setelah mempelajari Bab III, mahasiswa diharapkan mampu:
1.      menjelaskan perbedaan antara  teknik penilaian dengan instrumen penilaian hasil belajar kimia;
2.      memberikan  pembagian teknik penilaian beserta instrumen penilaiannya;
3.      menjelaskan perbedaan antara teknik  ujian tulis dangan ujian lisan dan tindakan;
4.      menjelaskan kelebihan dan kekurangan soal uraian;
5.      menjelaskan hubungan antara taksonomi kompetensi pendidikan aspek kognitif (dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan) dengan instrumen penilaian.
6.      memberikan contoh soal uraian aspek kognitif serta cara penskorannya;
7.      menjelaskan kelebihan dan kekurangan soal objektif;
8.      memberikan contoh soal objektif aspek kognitif;

A.    Teknik  Penilaian  Hasil Belajar Kimia Bentuk Ujian
      Teknik penilaian hasil belajar kimia bentuk ujian adalah cara merekam hasil belajar peserta didik dengan cara ujian menggunakan instrumen penilaian berbentuk soal, baik soal bentuk uraian maupun soal bentuk objektif. Dalam istilah ujian termasuk juga ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Instrumen penilaian hasil belajar yang dipergunakan adalah soal, baik soal uraian maupun soal objektif.
      Ujian dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis tergantung cara pandangnya.  Dipandang dari:
  1. bentuk jawabannya, ujian   dapat dibagi   menjadi (a) ujian tulis, (b) ujian lisan, dan (c) ujian tindakan atau perbuatan.
  2. waktu pelaksanaan, ujian  dibagi menjadi (a) ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, (b) ujian sekolah, dan (c) ujian nasional.
  3. bentuk instrumen penilaian atau soal,  ujian dengan menggunakan bentuk soal objektif atau bentuk soal uraian.
  4. penyusun instrumen penilaian,  ujian dengan soal buatan guru dan ujian dengan soal  standar.
           Dalam bab ini akan dibahas teknik penilaian hasil belajar kimia bentuk ujian, yaitu ujian tulis, lisan, dan tindakan.
1. Teknik Penilaian Ujian Tulis
a.   Pengertian
      Ujian tulis adalah suatu bentuk ujian yang menuntut respons dari peserta didik dalam bentuk tulisan. Peserta didik akan menjawab pertanyaan atau pernyataan dengan cara sesuai sifat soalnya.
Kelebihan Ujian tulis:
Kekurangan Ujian tulis
peserta ujian dapat banyak
untuk soal uraian harus bekerja berat
kemampuan peserta didik dilihat nyata;
soal uraian kebahasaan menjadi kendala
kemampuan dibandingkan dengan mudah
ujian massal kurang baik

cenderung berceritera, -mengingat waktu
2.  Teknik Penilaian Ujian Lisan (Oral Test)
a.   Pengertian
      Ujian lisan adalah suatu bentuk ujian yang menuntut respons dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan. Ujian lisan dapat berbentuk:
1)      seorang penguji menguji seorang peserta didik,
2)      seorang penguji menguji sekelompok peserta didik,
3)      sekelompok penguji menguji  seorang peserta didik,
4)      sekelompok penguji menguji sekelompok peserta didik.
b.   Beberapa petunjuk praktis pelaksanaan:
1)         jangan terpengaruh oleh faktor-faktor subjektif,
2)         berikan skor bagi setiap jawaban yang dikemukakan oleh peserta didik,
3)         catatlah hal-hal yang akan ditanyakan dan ruang lingkup jawaban yang diminta pada setiap pertanyaan,
4)         ciptakan suasana ujian yang menyenagkan,
5)         jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau suasana pembelajaran.
c.    Kelebihan Ujian Lisan:
1)         dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapat  secara lisan,
2)         tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok persoalannya  saja,
3)         kemungkinan peserta didik  menerka jawaban atau berspekulasi dapat dihindari.
d.   Kekurangan Ujian Lisan:
1)         memakan waktu  lama, lebih-lebih jika peserta didiknya banyak,
2)         faktor subjektif akan muncul bila pada ujian lisan  hanya ada seorang penguji dan seorang peserta didik
3. Teknik Penilaian Ujian Tindakan
            Ujian tindakan atau ujian perbuatan (performance test) adalah bentuk ujian yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya, tunjukkan bagaimana cara Anda melakukan titrasi asam-basa.
            Untuk melihat bagaimana peserta didik melakukan titrasi asam-basa dan apakah peserta didik telah melakukan dengan benar, guru meminta peserta didik melakukan titrasi yang sebenarnya. Di dalam ilmu kimia, banyak hal yang dapat diminta untuk dilakukan atau didemonstrasikan. Ujian tindakan sebagai metode tidak hanya dilakukan secara mandiri, tetapi juga dapat dilakukan secara kelompok.
a.  Kalebihan Ujian Tindakan:
     1)   dapat diketahui secara tepat terbentuk tidaknya keterampilan motorik,
     2)   mengurangi kejenuhan oleh karena ada pergantian suasana.
b.  Kekurangan Ujian Tindakan:
1)   tidak semua materi pokok  dapat diuji dengan praktik,
2)   bersifat mahal dan guru harus benar-benar ahli dan terampil,
3)   kesungguhan peserta didik kurang oleh karena praktik bukan situasi yang
      sebenarnya.
B.     Instrumen  Penilaian  Hasil Belajar Kimia Bentuk Soal
      Teknik penilaian hasil belajar kimia menggunakan instrumen penilaian hasil belajar kimia bentuk soal. Soal  adalah serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik, suatu soal terdiri atas sejumlah butir soal. Ciri khusus soal ialah selalu mempunyai jawaban benar atau salah. Pekerjaan atau jawaban peserta didik tersebut setelah diperiksa benar-salahnya akan  menghasilkan skor yang selanjutnya dengan cara tertentu diubah menjadi nilai.   Soal dibagi menjadi dua bentuk, yaitu soal bentuk uraian dan soal bentuk objektif. Kedua bentuk soal tersebut dibahas secara rinci dalam bagian berikut.
1.      Soal  Bentuk Uraian
      Instrumen penilaian hasil belajar kimia bentuk soal adalah instrumen untuk merekam hasil belajar kimia peserta didik. Hasil belajar merupakan manifestasi tujuan belajar dalam bentuk kompetensi belajar. Oleh karenanya hasil belajar peserta didik berupa kompetensi hasil belajar, yang berisi dua hal:
a.          kompetensi  aspek kognitif, afektif, dan/atau psikomotor;
b.         materi kimia dalam bentuk pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan/atau meta kognitif.
      Untuk memahami kompetensi hasil belajar kimia yang akan diukur dengan instrumen penilaian hasil belajar bentuk soal, terutama aspek kognitif, perlu dipelajari kembali Bab II, terutama Lampiran 4 (dimensi proses kognitif C1, C2, C3, C4) dan Lampiran 5 (dimensi pengetahuan K1, K2, K3, K4), serta perlu dipelajari materi kimia yang akan diukur. Kedua hal tersebut terdapat  dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) kimia dalam Lampiran-3. Untuk dapat disusun instrumen penilaiannya, SK dan KD kimia harus dijabarkan menjadi indikator pencapaian hasil belajar kimia. Sebagaimana SK dan KD kimia, indikator juga berisi dua hal yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan kimia. 
       Instrumen penilaian hasil belajar yang paling penting ialah soal, oleh karena banyak dipakai dalam teknik ujian, baik teknik ujian tulis, lisan, maupun tindakan. Soal dapat berbentuk soal uraian atau soal objektif. Pada soal bentuk uraian, butir soal berbentuk kalimat dan peserta didik harus menjawab dalam bentuk kalimat pula. Atas dasar hal ini, peserta didik harus memiliki kemampuan menulis kalimat dengan cara dan bahasa ilmiah yang benar.  Pada soal bentuk objektif,  butir soal berupa pertanyaan atau pernyataan  dan  diikuti dengan sejumlah alternatif jawaban. Peserta didik menjawab butir soal dengan memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan
a.   Pengertian Soal  Uraian
      Soal bentuk uraian terdiri atas butir-butir soal uraian. Butir soal uraian yang dimaksud di sini adalah butir soal yang mengandung pertanyaan yang jawabannya  harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta didik. Pada butir soal bentuk uraian tidak tersedia alternatif jawaban. Dalam menjawab butir soal uraian peserta didik dituntut untuk menguraiakan jawabannya dengan kata-kata sendiri dan cara sendiri. Jawaban dari peserta didik selalu berbeda dalam hal bentuk, cara, dan gaya bahasanya.
      Soal uraian bersifat subjektif oleh karena faktor penilai berpengaruh terhadap hasil penilaiannya. Untuk mengurangi subjektivitas, dalam menyusun soal harus selalu disertai cara memberi skor dengan “tabel penskoran” atau “marking scheme” butir soalnya (Lampiran-7).
b.   Kelebihan dan Kekurangan Soal Uraian
Kelebihan soal uraian antara lain:
1)         cara menyusunnya lebih mudah daripada soal objektif,
2)         mengukur hasil belajar  kompleks, yang tidak dapat diukur dengan soal objektif,
3)         peserta didik tidak dapat menebak jawaban.
Kekurangan Soal Uraian antara lain:
1)         untuk koreksi diperlukan waktu lama,
2)         materi yang dicakup terbatas,
3)         subjektivitas tinggi,
4)         reliabilitas rendah
c.   Tipe Soal dan Ragam  Soal Uraian
1)  Tipe soal  uraian terbatas
      Soal uraian dibagi menjadi tipe uraian terbatas dan uraian bebas. Pada tipe soal  uraian terbatas, jawaban peserta didik dibatasi rambu-rambu yang ditentukan dalam butir soal uraian tersebut. Jawaban peserta didik bersifat memusat (konvergen). Ragam soal  ini ada tiga yaitu ragam soal uraian melengkapi,  ragam soal uraian jawaban singkat, dan ragam soal uraian terbatas sederhana.
       Contoh soal uraian melengkapi, jawaban singkat, dan  terbatas sederhana
a)      Dalam deretan dari atas ke bawah pada golongan logam alkali (golongan I A)  pada tabel periodik, jari-jari atomnya semakin … (1), oleh karenanya  makin ke bawah dalam golongan tersebut logam alkali semakin … (2), (C1, K2)
b)      Siapakah penemu rumus hubungan antara intensitas sinar dengan konsentrasi ion berwarna dalam larutan air (C1, K1)?
c)      Dari tiga indikator asam-basa berikut, indikator manakah yang paling baik dipakai untuk titrasi larutan NH4 OH dengan larutan 0,1 M HCl? (C2, K2)
Indikator                          Trayek perubahan warna (pH)
1.      Fenoftalein                  tidak berwarna  8,0 -10,0 merah
2.      Metil oranye                kuning               4,1 – 5,5 merah
3.      Metil merah                 kuning               3,1 – 4,4 merah
2)   Tipe soal uraian bebas
      Pada tipe soal uraian bebas, peserta didik bebas menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Jawaban peserta didik terhadap soal tersebut bersifat menyebar (divergen). Ragam butir soal ini ada dua, yaitu ragam soal uraian bebas sederhana dan ragam soal uraian bebas ekspresif.
      Contoh soal uraian bebas sederhana dan  uraian bebas ekspresif.
a)      Jelaskan  dengan reaksi kimia, mengapa logam tembaga dengan larutan asam nitrat encer tidak membentuk gas hidrogen  tetapi gas nitrogen monoksida (C2,K2)
b)      Anda akan melakukan titrasi untuk meneliti kadar asam cuka dalam cuka dapur. Jelaskan urutan kerja Anda, mulai dari pengambilan contoh, mengencerkan larutan, memilih indikator, melakukan titrasi, mencatat data, menabulasi data, menganalisis data, sampai  mengambil kesimpulan (C3, K2)
d.   Pemberian Skor Soal Uraian
      Pemberian skor soal uraian melengkapi dan jawaban singkat, cara menskornya sederhana. Skor tiap butir soal untuk jawaban benar adalah 1 (satu) dan skor tiap butir soal untuk jawaban salah adalah 0 (nol).  
      Pemberian skor soal uraian terbatas sederhana, soal uraian  bebas sederhana dan uraian bebas ekspresif, perlu dibuat cara penskorannya dengan suatu tabel penskoran atau marking scheme (Lampiran. 7). Dalam tabel tersebut terdapat kata-kata atau langkah-langkah kunci, yang menunjukkan bahwa jawaban benar.  Setiap langkah diberi skor, sehingga penskoran menjadi lebih objektif.
      Pada Tabel 3.1 diberikan contoh cara memberi skor terhadap butir soal uraian tentang reaksi antara logam tembaga dengan larutan asam nitrat encer. Jawaban butir soal uraian diskor dengan cara menyusun kunci jawaban terlebih dahulu, yang sifatnya berjenjang, artinya setiap langkah jawaban diberi skor. Skor total adalah jumlah skor setiap tahap. Skor untuk butir soal tersebut adalah 12.         
Tabel 3.1.  Cara Menskor
No
Konsep yang diskor
Skor

1
2
3
4
5
6
  7
8
Menuliskan:
        rumus tembaga                  = Cu
         rumus asam nitrat             = HNO3
        rumus nitrogen monoksida = NO
          2 HNO3(aq)                      ¾¾®   H2O(l)  +  2 NO(g)  +  3 On(aq)
          Cu(s)  +  O(aq)              ¾¾®  CuO(s)                                x 3
          CuO(s) +  2HNO3(aq¾¾®  Cu(NO3)2(aq) +  H2O(l)                                  
3 Cu(s) +  8 HNO3(aq) ¾¾®3 Cu(NO3)2 (aq) +  4 H2O(l)+  2 NO(g)
reaksi antara Cu dengan HNO3 encer tidak membentuk gas hidrogen  tetapi nitrogen monoksida, karena asam nitrat encer bersifat oksidator

1
1
1
1
1
1
2

   4

Skor butir
12

e.   Petunjuk Penyusunan Butir Soal  Uraian
1)            Materi soal uraian merupakan materi yang tidak cocok diukur dengan  soal objektif.
2)            Setiap butir soal  menggunakan petunjuk dan rumusan yang jelas dan mudah dipahami sehingga tidak menimbulkan kebimbangan pada peserta didik.
3)            Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih beberapa butir soal dari soal yang diberikan.
4)            Butir soal uraian  mengarah pada aspek kognitif yang tinggi (C2 ke atas)
2.   Soal  Bentuk Objektif
a.    Pengertian Soal Objektif
Soal  bentuk objektif terdiri atas sejumlah butir soal. Butir soal objektif adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya telah disediakan. Peserta didik diminta memilih salah satu alternatif jawaban yang paling benar.
b.   Kelebihan dan Kekurangan soal objektif
      Kelebihan soal objektif antara lain:
1)         cara mengoreksi jawaban mudah, cepat,  dan dapat dilakukan oleh siapapun,
2)         materi pokok kimia yang dicakup luas,
3)         objektivitas tinggi
 Kekurangan soal objektif antara lain:
1)         cara menyusunnya sukar dan lama,
2)         hanya  sesuai untuk mengukur hasil belajar pada aspek kognitif tingkat rendah (mengingat),
3)         ada kemungkinan peserta didik menebak jawaban.
c.   Tipe Soal dan Ragam Soal Objektif
         Soal objektif  dibagi menjadi tipe objektif benar-salah, objektif menjodoh-kan, dan objektif pilihan ganda (Gambar 1.4, halaman 10).
1)         Soal objektif benar-salah dibagi menjadi dua ragam, ragam benar-salah sederhana dan ragam benar-salah dengan koreksi.
2)         Soal objektif menjodohkan dibagi menjadi dua ragam, ragam menjodohkan sederhana dan menjodohkan hubungan sebab-akibat.
3)         Soal objektif pilihan ganda dibagi menjadi lima ragam, ragam pilihan ganda biasa, pilihan ganda hubungan antar hal, pilihan ganda analisis hubungan, pilihan ganda kompleks, dan pilihan ganda membaca diagram.
d.   Pemberian Skor  Soal Objektif
      Jawaban soal objektif dapat diskor dengan mudah dan bersifat objektif. Umumnya dipakai dasar bila jawaban butir soal benar skor  adalah  1 sedangkan bila jawaban butir soal salah,  skor adalah 0.
e.  Soal  Objektif Benar-Salah
1)  Pengertian
      Soal objektif benar-salah adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta untuk menentukan pilihan mengenai pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan cara seperti diminta dalam petunjuk.
      Ragam soal objektif benar-salah sederhana berisi alternatif jawaban dan pertanyaan atau pernyataan, peserta didik tinggal memilih jawabannya. Peserta didik diminta memberi tanda silang (X) pada (B) bila jawaban benar, dan memberi tanda silang (X) pada (S) bila jawaban salah. Bentuk lain ialah menggunakan tanda “Ya”,  bila jawaban benar dan tanda “Tidak”  bila jawaban salah.
Contoh: a) B  -  S  . Ikatan yang terjadi antara atom H dan atom Cl dalam molekul  gas                           HCl (hidrogen klorida) adalah ikatan elektrovalen (C2, K2).
              b) B -    S     Air sebanyak 100 mL dimasukkan ke dalam gelas beker,                                          kemudian  ditambah 2,5 gram natrium klorida. Titik didih larutan                                yang terjadi  lebih  tinggi dari 100 0C. (C3, K2)
2) Kelebihan dan kekurangan soal objektif benar-salah
Kelebihan soal objektif benar-salah, antara lain:
a)      mudah disusun dan dilaksanakan, oleh karenanya banyak digunakan,
b)      dapat mencakup materi kimia yang luas,
c)      dapat dinilai dengan cepat dan objektif,
d)     banyak digunakan untuk mengukur fakta-fakta dan prinsip-prinsip.

Kekurangan soal objektif benar-salah antara lain:

a)      ada kecenderungan untuk menjawab dengan coba-coba,
b)      pada umumnya memiliki keandalan yang rendah, kecuali jika butirnya banyak,
c)      sering terjadi kekaburan pengertian, sehingga  sukar  menyusun butir soal yang benar-benar jelas bagi peserta didik.
3)  Petunjuk Penyusunan Butir Soal Benar-Salah.
a)      Jumlah butir soal seharusnya melebihi 50 buah agar dapat dipertanggung jawabkan dari segi validitas isi.
b)      Jumlah butir soal yang alternatif jawabannya  benar dan yang salah dibuat sama.
c)      Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas  dengan kalimat sederhana.
d)      Hindarkan pernyataan yang terlalu umum dan kompleks.
e)      Hindarkan kata yang memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki, seperti umumnya, biasanya, dan selalu.
4)  Usaha Memperbaiki Butir Soal Benar-Salah
            Kelemahan terbesar dari butir ragam soal benar-salah sederhana ialah mudahnya peserta didik menebak jawabannya. Untuk memperbaiki hal ini, butir soal benar-salah sederhana dapat dibuat ragam benar salah dengan koreksi, yaitu tempat kosong yang disediakan dan harus diisi oleh peserta didik apabila peserta didik menjawab salah. Bila peserta didik menjawab benar, tempat kosong tersebut tidak diisi. Hal yang diisikan dalam tempat kosong tersebut ialah kalimat yang benar sebagai pengganti kalimat yang menjadi butir soal benar-salah.
Contoh: Bila Anda menjawab S (salah), berikan jawaban yang benar pada tempat                 yang disediakan di belakang butir soal
              a) B - S          Ikatan yang terjadi antara atom H dan atom Cl dalam molekul
                              gas HCl (hidrogen klorida) adalah ikatan elektrovalen. ...
        b) B - S           Air sebanyak 100 mL dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian ditambah 2,5 gram natrium klorida. Titik didih larutan  yang terjadi lebih  tinggi dari 100 0C. ...
f. Soal Objektif Menjodohkan
1) Pengertian
       Soal objektif bentuk menjodohkan sebenarnya juga merupakan soal pilihan ganda. Perbedaannya dengan bentuk pilihan ganda ialah terletak pada jumlah butir soal dan jumlah butir alternatif jawabannya. Kumpulan butir soal dan kumpulan butir alternatif jawaban diletakkan pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan butir soal dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan butir alternatif jawaban.
       Jumlah butir alternatif jawaban dibuat lebih banyak daripada jumlah butir soalnya. Jumlah butir soal maksimal empat buah dan jumlah butir alternatif jawaban maksimal lima  buah. Ada dua ragam soal jenis ini yaitu ragam objektif menjodohkan sederhana dan ragam objektif menjodohkan hubungan sebab akibat.
Contoh: Di bawah ini terdapat daftar  senyawa kimia di sebelah kiri dan daftar kegunaan zat-zat tersebut di sebelah kanan. Pilihlah kegunaan zat-zat kimia yang sesuai dengan namanya, dengan menuliskan huruf A, B, C, dan seterusnya di tempat yang telah disediakan (C1, K1)
       Senyawa kimia                                  Kegunaan
  ... : metana                                                A. bahan pelarut
  ... : etanol                                                 B. bahan makan
  ... : metanal                                               C. bahan bakar
  ... : eter                                                     D. bahan anaestetika
                                                                   E. bahan pengawet                 
a)      Di bawah ini terdapat daftar  reaksi kimia di sebelah kiri dan daftar hasil reaksi kimia  di sebelah kanan. Pilihlah hasil reaksi kimia yang sesuai, dengan menu-liskan huruf A, B, C, dan seterusnya di tempat yang telah disediakan (C1, K1)
       Reaksi kimia                                      Hasil reaksi kimia
... : pembakaran arang                                     A. metil klorida
... : pembakaran metana                                  C. etil klorida
... : klorinasi metana                            D. etilen diklorida
… : klorinasi etena                              F.  karbon dioksida
                                                                   G. karbon dioksida dan air
2)  Kelebihan Bentuk Soal Menjodohkan.
a)      Dapat diskor dengan mudah dan objektif.
b)      Bentuk soal ini relatif mudah disusun.
c)      Dapat digunakan antara lain untuk menilai:
(1)   teori dengan penemunya
(2)   sebab dengan akibatnya
(3)   istilah dengan definisinya
(4)   nama zat dengan kegunaannya
3)  Kekurangan Bentuk Soal Menjodohkan.
a)      Ada kecenderungan untuk menekankan kemampuan mengingat.
b)      Kurang baik untuk menilai pengertian untuk membuat taksiran.
4)  Petunjuk penyusunan
a)      Petunjuk mengerjakan  jelas, singkat, dan tegas.
b)      Kumpulan butir soal diletakkan di sebelah kiri dan kumpulan butir alternatif jawaban di sebelah kanan.
c)      Jumlah butir alternatif jawaban lebih banyak daripada jumlah butitr soal.
d)     Susunlah butir soal dan butir alternatif jawaban dengan sistematika tertentu.
e)      Seluruh butir soal dan butir alternatif jawaban terletak pada satu halaman.
f)       Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan.
g. Soal Objektif Pilihan Ganda
1)  Pengertian
      Soal  objektif bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dari dimensi proses kognitif sederhana sampai dengan yang kompleks dan berkenaan dengan aspek mengingat, mengerti, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Butir soal objektif bentuk pilihan ganda terdiri atas pokok soal dan alternatif pilihan jawaban. Pokok soal disebut juga stem, yang dapat berbentuk  pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Pilihan jawaban dapat berbentuk perkataan, bilangan, atau kalimat, dan disebut juga option.
2)  Ragam Soal Objektif Pilihan Ganda
Soal objektif pilihan ganda dibagi menjadi lima ragam:
a)  Pilihan ganda biasa
Contoh:  Larutan asam di bawah ini yang mempunyai sifat oksidatif adalah  (C1, K1):
A.       asam asetat                        
B.        asam karbonat                                
C.        asam nitrat
D.       asam fosfat
E.        asam oksalat
b) Pilihan ganda hubungan antar hal
Contoh: Untuk soal berikut, pilihlah (C2, K1):
jika kedua pernyataan benar dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat
jika pernyataan pertama dan kedua benar tetapi tidak menunjukkan adanya hubungan sebab akibat.
Jika pernyataan benar dan sebab salah
Jika pernyataan salah dan sebab benar
Jika pernyataan dan sebab dua-duanya salah.
Logam tembaga dapat larut dalam asam sulfat pekat
                                    SEBAB
asam sulfat pekat merupakan asam kuat.
c)      Pilihan Ganda Analisis Kasus
                  Peserta didik dihadapkan pada suatu kasus yang berbentuk ceritera. Kepada peserta didik diberikan beberapa pertanyaaan dan setiap pertanyaan dibuat dalam bentuk melengkapi pilihan. Berikut petunjuk soal analisis kasus.
Untuk menjawab butir soal berikut ini disediakan satu kasus. Anda diminta mencermati, kemudian menjawab soal-soal berikutnya. Butir soal ini dapat mengukur aspek lebih tinggi daripada aspek mengerti.
Contoh:
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya, jumlah kendaraan bermotor di jalan-jalan dalam kota setiap harinya  bertambah  banyak. Gas buang dari kendaraan tersebut berisikan sejumlah gas, yang sebagian merupakan racun. Berbagai usaha telah dilakukan, untuk mengurangi terjadinya keracunan akibat gas buang kendaraan bermotor. Usaha tersebut antara lain membuat bahan bakar kendaraan bebas polusi, memperbaiki sistem pembakaran pada mesin, menanam pohon perindang di sepanjang tepi jalan, dan sebagainya.
Soal:  Racun keras yang ada dalam gas buang kendaraan bermotor yang dimaksud di       atas, adalah gas (C1, K1):
A.    karbon dioksida                                 
B.     belerang dioksida                               
C.     nitrogen dioksida
D.    uap timbal
E.     uap air
d)     Pilihan ganda kompleks
           Bentuk soal ini disebut juga asosiasi pilihan ganda. Struktur pertanyaannya sama dengan pilihan ganda biasa, tetapi pilihan jawaban yang benar lebih dari satu, dapat 2, 3, atau 4.
Contoh: Untuk soal berikut, pilihlah jawaban:
A.    bila (1) dan (2) benar
B.     bila (1) dan (3) benar
C.     bila (2) dan (3) benar
D.    bila (2) dan (4) benar
E.     jika semuanya benar
Contoh: Larutan asam klorida mempunyai sifat (C2, K1):
(1)   mengubah metil merah dari kuning menjadi merah
(2)   mengubah fenolftalein dari merah menjadi tidak berwarna
(3)   membentuk endapan timbal (II) klorida bila direaksikan dengan larutan timbal(II) nitrat
(4)   merupakan asam yang terdapat dalam lambung
e)      Pilihan ganda membaca diagram.
      Bentuk soal ini mirip dengan soal analisis kasus baik struktur maupun pola pertanyaannya. Bedanya soal bentuk ini disajikan dalam bentuk diagram, gambar, grafik, atau tabel. Soal jenis ini dapat mengukur aspek yang lebih tinggi daripada  aspek mengingat.
Contoh: Unsur-unsur oksigen, belerang, dan selenium dalam tabel di bawah adalah keluarga unsur dalam golongan sama pada tabel periodik. Sifat-sifat yang menunjukkan  jelas mengapa mereka dalam satu golongan adalah (C2, K1):
A.       massa atom relatif                    
B.        konfigurasi elektron                 
C.        jari-jari atom
D.       titik lebur
E.        titik didih
Tabel 3.2. Sifat Fisika Beberapa Unsur
Unsur
Oksigen
Belerang
Selenium
Massa atom relatif
Konfigurasi elektron
Jari-jari atom (nm)
Titik lebur (0C)
Titik didih (0C)
         15,999
           2,6
           0,140
      -219,000
      -183,000
         32,064
          2,8,6
           0,185
        119,000
        445,000
         78,960
       2,8,18,6
           0,200
       217,000
       685,000

3)  Kelebihan dan Kekurangan Soal Pilihan Ganda
     Kelebihan  Soal Pilihan Ganda:
a)      cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, objektif.
b)      kemungkinan peserta didik menjawab dengan menebak dapat dikurangai, untuk option sebanyak  5 kemungkinan menebak adalah 20% dan option sebanyak  4 kemungkinan menebak adalah 25%
c)      dapat digunakan untuk meneliti kemampuan peserta didik dalam menginterpretasi, memilih, dan menemukan pendapat.
d)     dapat digunakan berulang-ulang.
e)      sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip.
Kekurangan Soal Pilihan Ganda:
a)      kebanyakan hanya digunakan untuk menilai ingatan.
b)      sukar menyusun soal yang benar-benar baik.
c)      memerlukan waktu dan tenaga yang banyak untuk menyusunnya.
4)  Petunjuk Penyusunan Soal Pilihan Ganda
a)      Berilah petunjuk mengerjakan soal yang jelas
b)      Jangan memasukkan materi yang` tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik
c)      Pernyataan pada pokok soal (stem) seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan berarti
d)     Pernyataan dan alternatif jawaban (option) hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus..
e)      Option hendaknya homogen dalam hal materi kimianya dan panjangnya, urutan bilangan dari besar ke kecil atau sebaliknya.
f)       Panjang option pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada stem-nya
g)      Usahakan agar stem dan option tidak mudah diasosiasikan
h)      Dalam penyusunannya, pola kemungkinan jawaban yang benar hendaknya jangan sistematis
i)        Harus diyakini bahwa  hanya ada satu jawaban yang benar

5) Cara Pemberian Skor Soal Objektif Pilihan Ganda

       Sebelum melakukan koreksi terhadap pekerjaan peserta didik, perlu dibuat kunci jawabannya. Salah satu cara membuat kunci jawaban ialah dengan mengambil salah satu lembar jawaban, dan membuat kunci jawaban dengan melubangi lembar jawaban tersebut sesuai dengan  alternatif jawaban yang benar. Cara menskor ialah dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, dengan menempelkan kunci jawaban di atas lembar jawaban peserta didik.
Cara lain ialah membuat kunci jawaban dengan sebuah transparansi. Jawaban yang benar diberi tanda bulatan pada transparansi tersebut. Cara menskor ialah dengan menempelkan kunci jawaban yang berupa transparansi tadi pada lembar jawaban peserta didik dan menghitung jumlah jawaban yang benar. Dalam ujian yang jumlah pesertanya sangat banyak, biasanya koreksi dilakukan dengan pembacaan lembar jawaban dengan instrumenpembaca komputer.

0 komentar:

Posting Komentar