Al-Chemist Ungu

tentang Pendidikan dan Kimia

MANAJEMEN SISWA

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen : Sutiman, M.Pd

Disusun oleh :
Aufa Afifah 09303241020
Anita Setyasih 09303241030
Astri Ani 09303241035
Dwi Meyliana 09303241045
Faiz Wima S 09303241046

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010 
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan komitmen (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan dan/atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal.
Manajemen (berbasis) sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan suatu sekolah, yang meliputi input siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen, lingkungan, dan kegiatan belajar-mengajar.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen kurikulum, siswa, pembiayaan, tenaga pelaksanaan, pelaksana dan sarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah). Artinya bahwa satu komponen memberikan hubungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan satu kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan tersebut.
Komponen siswa keberadaannya sangat dibutuhkan terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. Siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu, keberadaan siswa tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan (sekolah). Artinya bahwa dibutuhkan manajemen siswa yang bermutu bagian lembaga pendidikan itu sendiri. Sehingga siswa itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, nasional, dan kejiwaan siswa
Kebutuhan siswa dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam pemrioritasannya, seperti di satu sisi para siswa ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain dia juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan ada juga siswa yang ingi sukse dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman atas pilihan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi para siswa. Oleh karena itu, diperrlukan layanan bagi siswa yang dikelola dengan baik. Manajemen siswa beupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari siswa tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai siswa tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen siswa?
2. Apa saja ruang lingkup manajemen siswa?
3. Bagaimana pengelolaan manajemen sisiwa yang baik?

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN SISWA
Secara etimologis kata manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa inggris). Kata ini berasal dari bahasa latin, perancis dan italia yaitu manus, mano, manage/ memege, dan maneggiare. Maneggiare yang artinya melatih kuda agar dapat melangkah dan menari seperi yang dikehendaki pelatih. Harold Koontz dan Cyril O’donel mendefinisikan manajemen sebagai usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah kegiatan orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. Terry (1953) mendefinisikan manajemen sebagi unsure pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain (management is the accomplishing of the predertemined objective through the effort of other people). Andrew F. Sikula mengemukakan bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan sihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Tidak seorang pun ingkar dengan pengertian bahwa hanya di sekolah terdapat siswa atau peserta didik. Siswa atau peserta didik sendiri menurut ketentuan umum undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Menurut Oemar Hamalik, peserta didik merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan yang selanjutnya akan diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia. Peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda. Pada taman kanak-kanak disebut anak didik. Pada jenjang pendidikan dasar/ menengah disebut siswa. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi disebut mahasiswa
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka, manajemen peserta didik (pupil personal administration) dapat diartikan sebagai layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, perngawasan, dan pelayanan siswa di kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah (Knezvich, 1961).
Hal ini bisa juga berarti bahwa manajemen siswa adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Pengertian masuk di sini adalah sejak siswa pertama kali mendaftar di suatu sekolah sampai ia lulus / keluar dari sekolah tersebut.
Manajemen peserta didik bisa juga berarti kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain. Bentuk manajemen siswa tidak hanya sekedar pencatatan data peserta didik, melainkan mencakup aspek yang lebih luas. Tujuannya untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancer, tertib, dan teratur, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN SISWA
Sekolah adalah suatu tempat yang semua orang mestinya menggunakannya. Bagi seorang anak, sekolah adalah dunia, lingkungan kedua, yang memberi arah perkembangan dan kematangan. Sekolah merupakan tempat untuk menentukan masa depan anak, karena di sekolah inilah anak mencari ilmu untuk bekal hidup. Oleh karena itu sekolah ini harus diatur, disusun, dikelola sedemikian rupa sehingga memenuhi harapan. Pengelolaan sekolah untuk memperoleh suasana khusus yang diharapkan meliputi beberapa kegiatan yang dihubungkan dengan administrasi. Seorang ahli dari AS bernama L. Gulick mengemukakan adanya tujuh unsur administrasi seperti disebutkan buku Administrasi Pendidikan yaitu:
1 Perencanaan (Planning)
2 Pengorganisasian (Organizing)
3 Kepegawaian (staffing)
4 Pengarahan (Directing)
5 Pengkoordinasian (Coordinating)
6 Pengawasan (Controling)
7 Pelaporan (Repoting)
Selanjutnya dikemukakan pula apa yang menjadi sasaran atau bidang garapan Administrasi Pendidikan, yaitu:
1 Administrasi kurikulum
2 Administrasi Murid
3 Administrasi Personal
4 Administrasi materiil
5 Administrasi keuangan
6 Administrasi perumah sekolah
Di dalam administrasi siswa, yang selanjutnya disebut dengan pengelolaan siswa, siswa dibicarakan sebagai anggota masyarakat sekolah. Sebagai anggota masyarakat, mereka mempunyai hak dan kewajiban.
Hak siswa:
• Menerima pelajaran
• Mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah
• Menggunakan semua fasilitas yang ada
• Memperoleh bimbingan dan sebagainya

Kewajiban siswa:
• Hadir pada waktunya
• Mengikuti pelajaran dengan tertib
• Mengikuti ulangan, atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah
• Menaati tata-tertib dan peraturan yang berlakunya, dan sebagainya.
Jadi yang peting, di dalam pengelolaan siswa ini dibahas tentang hak dan kewajiban siswa. Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan alat berbentuk buku, formulir, daftar dan sebagainya yang harus dikerjakan secara teratur.
Kelompok manajemen siswa dapat diidentifikasikan melalui proses masuknya siswa di sekolah sampai keluar atau tamat. Manajemen siswa dapat digolongkan dalam lima kegiatan, yaitu:
1. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Kesalahan dalam penerimaan siswa baru dapat menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Kapan penerimaan siswa baru dilakukan? Oleh karena penerimaan siswa baru bukanlah hal yang ringan. Maka menjelang tahun ajaran baru proses penerimaan siswa baru harus sudah selesai. Untuk itu penunjukan panitia penerimaan siswa baru telah dilakukan oleh kepala sekolah sebelum tahun ajaran berakhir. Panitia penerimaan siswa baru sifatnya tidak tetap, dia akan dibubarkan jika tugasnya telah selesai.
Tugas panitia penerimaan :
a. Menentukan banyak siswa yang diterima
Biasanya siswa baru diterima hanya untuk kelas 1. Akan tetapi apabila masih ada tempat untuk kelas-kelas lain atau karena perluasan, dapat juga diterima untuk siswa baur dikelas 2 dan 3. Penentuan banyak siswa yang diterima tergantung dari daya tamping untuk tahun tersebut. Rumus untuk daya tampung adalah :
Dt=(B x M - TK)
Dt : daya tampung
B : banyak bangku yang ada
M : muatan bangku
TK: banyak siswa yang tinggal kelas
b. Mementukan syarat-syarat penerimaan siswa baru
Syarat-syarat tersebut antara lain:
1) Umur sesuai dengan tingkat sekolah
 TK tingkat A umur 3 – 4 tahun
TK tingkat B umur 4 – 5 tahun
TK tingkat C umur 5 – 6 tahun
Sekolah Dasar prioritas umur 7 tahun
Jika masih ada tempat, urutan penerimaan sebagai berikut: 8 tahun, 9 tahun, 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun, 16 tahun.
 SLTP umur 11 – 17 tahun
 SMU/SMK umur 14 – 17 tahun
2) Salinan surat tanda tamat belajar
3) Salinan rapor kelas tertinggi
4) Mengisi formulir yang disediakan
5) Salinan surat kelahiran, surat kelakuan baik, surat kesehatan
6) Membayar uang pendaftaran
c. Melaksanakan Penyaringan
Untuk sekolah-sekolah yang merupakan kelanjutan dari sekolah lain, kegiatan penyaringan bukanlah yang penting karena:
• Peminat untuk sesuatu sekolah melebihi tempat yang disediakan
• Kadang-kadang perlu dilakukan penelusuran bakat atau kemampuan tertentu
• Nilai pelajaran atau ujian akhir di sekolah yang lebih rendah belum menjamin bahwa lulusannya mampu mengikuti pelajaran di suatu sekolah lanjutan.

Penyaringan siswa baru didasarkan pada:
• Atas pertimbangan target
• Atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah diterapkan
d. Mengadakan pengumuman penerimaan
e. Mendaftar kembali calon yang sudah di terima
f. Melaporkan hasil pekerjaan pada kepala sekolah

2. Ketatausahaan Siswa
Sebagai tindak lanjut dari penerimaan siswa baru maka proses selanjutnya adalah menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses siswa tersebut dalam catatan-catatan sekolah. Catatan-catatan sekolah dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Catatan-catatan untuk seluruh sekolah
1) Buku induk, yaitu yang digunakan untuk mencatat data semua anak yan pernah dan sedang mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Catatan dalam buku induk meliputi nomor urut, nomor induk (sesuai tanggal mendaftar) nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaaan orang tua, alamat orang tua/ wali, tanggal keluar atau meninggalkan sekolah dan kolom keterangan.
2) Buku klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang ditulis menurut abhad dan berfungsi untuk membantu petugas dalam mencari data dari buku induk. Hal-hal yang dimuat dalam buku klapper adalah nomor induk, nama, nama orang tua/ wali, alamat orang tua/ wali. Penentuan nama dan alamat orang tua/ wali adalah untuk membantu petugas jika ternyata ada nama anak yang sama.
3) Catatan-catatan sekolah, yaitu catatan atau peraturan yang bukan hanya diperlukan bagi siswa saja tetapi juga untuk guru dan karyawan lain. Tata tertib siswa adalah suatu peraturan untuk mengatur sikap anak-anak di dalam satu sekolah (departemen kpendidikan dan kebudayaan). Fungsi tata tertib bersifat ganda. Pertama untuk anak-anak itu sendiri agar secara individual sikapnyaa baik. Kedua, mengatur agar pergaulan di sekolah itu teratur, tidak ada yang berkelakuan dan bersifat semaunya sendiri sehingga tidak kekacauan di sekolah.
b. Catatan-catatan untuk masing-masing sekolah
Catatan-catatan untuk masing-masing kelas meliputi :
1) Buku kelas (cuplikan buku induk)
2) Buku presensi kelas yang diisi setiap hari dan pada akhir bulan dihitung presentasi absensinya.
3) Buku-buku lain mengenai catatan prestasi eblajar dan bimbingan penyuluhan.

3. Pencatatan Bimbingan Dan Penyuluhan Siswa
Saat ini hampir semua kelas menengah telah memiliki tenaga yang bertugas melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, karena telah disadari peranannya dalam menunjang dalam keberhasilan belajar siswa. Apakah arti bimbingan dan penyuluhan itu?
Bimbingan adalah bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan pada siswa dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada siswa tersebut agar dapat berkembang semaksimal mungkin. Penyuluhan adalah interaksi antarpribadi pembimbing dan terbimbing untuk membicarakan masalah terbimbing untuk mendapatkan pemecahan. Istilah lain dari penyuluhan adalah konseling.
Ada empat jenis bimbingan di sekolah:
a. Bimbingan belajar
Bertujuan membantu mengenal, memahami cara belajar yang efisien dan efektif, tertib dan disiplin belajar baik secara mandiri maupun kelompok dsb
b. Bimbingan pribadi
Bertujuan membantu siswa mengenal, menemukan pribadi yang beriman dan bertakwa pada tuhan yang maha esa, madiri, bertanggung jawab, memiliki konsep pribadi, menghargai keunikan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani.
c. Bimbingan karir/ bimbingan menelusuri kemampuan untuk memperoleh kesempatan kerja
Ditujukan untuk mengenal untuk memahami dan mengembangkan potensi diri dalam mempersiapkan masa depan.
d. bimbingan sosial
Bertujuan membantu siswa memahami diri kaitannya dengan lingkungan social dan sekitarnya.
Ke empat bimbingan tersebut dilaksanakan melalui tujuh jenis kegiatan pelayanan yaitu:
• Layanan orientasi
• Layanan informasi
• Layanan penempatan dan penyaluran
• Layanan pembelajaran
• Layanan konseling perorangan
• Layanan bimbingan kelompok
• Layanan konseling kelompok
4. Pencatatan Prestasi Belajar
Pencatatan prestasi belajr ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah untuk masing-masing kelas dan ada yang untuk siswa sebagai perseorangan. Beberapa catatan prestasi belajar adalah :
a. Buku daftar nilai
Yaitu buku tempat mencatat nilai hasil belajar secara langsung dari kertas pekerjaan ulangan atau hasil dari ujian lisan. Buku daftar nilai ditangani oleh guru yang mengasuh mata pelajaran yang bersangkutan dan memuat nilai semua siswa yang diajar oleh seorang guru jika guru tersebut mengajar satu macam bidang studi.
b. Buku leggier (buku kumpulan nilai)
Jika dalam buku daftar nilai hanya terdapat satu nilai untuk bidang studi, maka dalam leggier akan dapat dilihat semua nilai untuk semua bidang studi yang diajarkan sekolah tersebut untuk satu periode. Di setiap sekolah yang baik manajemennya terdapat 2 macam legier yaitu :
1) Leggier kelas, yaitu buku kumpulan nilai yang memuat nilai semua pelajaran untuk satu periode tertentu dan untuk satu kelas tertentu.
2) Leggier sekolah, yaitu buku kumpulan nilai untuk setiap kelas dan sudah di himpun untuk seluruh sekolah
c. Buku rapport
Buku rapport adalah sebuah buku yang memuat hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti suatu pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, paling sedikit banyaknya lembaran rapport sama dengan banyaknua tingkatan di suatu sekolah.
Fungsi dan kegunaan rapport adalah sebagai hasil kerja sekolah kepada orang tua atau wali siswa karena sekolah merupakan lembaga yang sudah di pilih oleh orang tua atau wali untuk mendidik anaknya. Rapport tidak hanya berisi laporan tentang hasil belajar yang berupa kepandaian saja. Akan tetapi juga laporan tentang kelakuan, kejujuran, kepemimpinan, keberhasilan dan aspek-aspek pribadi yang lain.
Secara umum petunjuk pengisian rapport adalah sebagai berikut :
1) Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapport ini, misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya.
2) Kotak pertama: berisi nomor, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai (angka dan huruf) serta catatan guru.
3) Kotak kedua: perilaku.
4) Kotak ketiga: pengembangan diri.
5. Mutasi Siswa
Mutasi siswa atau pindah siswa yaitu perpindahan di dalam sekolah sendiri (mutasi intern) maupun perpindahan keluar sekolah (mutasi ekstern). Mutasi intern terjadi apabila siswa mengalami perpindahan dari kelas yang satu ke kelas yang lain (naik tingkatan atau lainnya). Mutasi ekstern adalah mutasi yang terjadi karena seseorang siswa keluar dari sekolah disebabkan karena telah menamatkan pelajarannya atau karena hal-hal lainnya misalnya berhenti, mengikuti orang tua dan sebagainya. Sebab-sebab mutasi antara lain :
a. Tamat sekolah.
b. Pindah ke sekolah lain menurut pilihan orang tua atau siswa yang masih satu tempat.
c. Pindah ke sekolah lain di lain tempat karena mengikuti orang tua atau sebab lain.
d. Berhenti sekolah karena tidak mampu (kepandaian atau ekonomi).
e. Karena meninggal dunia.
C. PENGELOLAAN MANAJEMEN SISWA YANG BAIK
Keberhasilan dalam pendidikan tidak lepas dari pengelolaan sekolah yang baik. Semua komponen dalam sekolah yang saling mendukung satu sama lain merupakan faktor yang sangat penting dalam memunculkan suatu khasanah belajar mengajar yang nyaman bagi siswa dan guru. Kondisi fisik suatu sekolah pun menjadi hal yang tak kalah penting untuk ikut dalam menyukseskan tercapainya tujuan pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan tidak akan tercapai jika di sekolah tersebut tidak ada manajemen pendidikan yang baik. Manajemen yang berkaitan langsung dengan peserta didik merupakan manajemen yang tidak boleh ditinggalkan dalam pengelolaan sekolah. Manajemen ini ini perlu dirancang sedemikian hingga tujuan pendidikan itu bisa terlaksana. Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam manajemen ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan yang matang dari manajemen siswa merupakan modal awal terselenggaranya pembelajaran yang baik di sekolah. Perencanaan ini meliputi:
a. Penyusunan struktur kesiswaan
b. Penataan siswa di dalam kelas
c. Perencanaan bimbingan siswa
d. Perencanaan lingkungan belajar dan interaksi belajar-mengajar di kelas
e. Penetapan standar kenaikan kelas dan penjurusan
f. Perencanaan program pengayaan dan program perbaikan
2. Pengorganisasian
Yang dimaksud dengan pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur cara kerja, prosedur kerja, atau mekanisme kerja kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.

3. Pengkoordinasian
Dalam pelaksanaannya manajemen siswa dapat berjalan dengan baik apabila ada koordinasi terkait dengan semua personil yang terkait dalan struktur organisasi sekolah. Sebab hal ini penting untuk transfer informasi antarpersonil.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana-rencana dari awal penerimaan siswa sampai lulusnya siswa bisa dilakukan penataan siswa yang baik di kelas. Penataan ini terkait dengan:
a. Organisasi Murid
Organisasi murid apabila dikelola dengan baik akan memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Melatih siswa dalam berorganisasi. Kegiatan ini sangat baik bagi siswa karena dapat menanamkan sikap demokratis, rasa tanggung jawab, memupuk kerja sama, dan sikap toleransi di antara para siswa.
2) Menciptakan ketertiban kelas. Organisasi siswa ini dikelola di bawah bimbingan guru dengan anggota yang meliputi ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi lain.

b. Penugasan Kelas
Guru dapat memberikan berbagai tugas secara bervariasi untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa. Tugas yang diberikan kepada siswa biasanya merupakan aplikasi konsep-konsep atau teori-teori yang diberikan oleh guru, yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, diskusi, responsi maupun mengerjakan soal. Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah pemahaman siswa tentang materi-materi yang telah diberikan, selain itu juga untuk memanfaatkan waktu siswa di luar sekolah. Contoh kongkrit penugasaan kelas yaitu:
• Pemberian Pekerjaan rumah (PR)
• Pembuataan makalah buat diskusi kelas per kelompok atau tiap individu
• Pembuataan kliping kelas per kelompok atau tiap individu
• Observasi lingkungan
• Menyalin/meringkas bahan pelajaran dll.
Pemberian tugas ini juga menuntut aktivitas dan kreativitas guru untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa. Hasil tugas yang diberikan pada siswa harus diteliti, kemudian diberi catatan atau saran apabila pekerjaan siswa belum sempurna dan hasilnya dikembalikan lagi kepada siswa agar siswa dapat mengetahui di mana kekurangannya.
Pemberian tugas yang kurang jelas dan kurang tegas akan membingungkan siswa. Siswa harus dapat memahami dengan jelas apa yang harus dilakukannya dalam menyelesaikan tugas tersebut. Oleh karena itu, di dalam memberikan tugas guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
 Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai dari pemberian tugas tersebut.
 Guru menetapkan target maksimal yang akan dicapai dengan pemberian tugas.
 Guru harus memberi petunjuk tentang bagaimana cara atau proses untuk menyelesaikan tugas tersebut.
 Guru menjelaskan kedudukan tugas yang diberikan, apakah sebagai pengganti ulangan, pengganti pertemuan pengajaran yang terlambat oleh suatu kegiatan dan sebagainya.
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila tugas itu masih belum dipahami.
 Apabila tugas telah diberikan, guru perlu mengadakan kontrol sebelum sampai kepada waktu pengumpulan tugas.
 Guru harus konsekuen terhadap peraturan yang telah ditentukan.

c. Pembimbingan Siswa
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa tidak terhindar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Dalam suatu kelas pastilah terdapat berbagai macam siswa dengan latar belakang yang sangat berbeda. Perbedaan tersebut menuntut guru untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan bimbingan terhadap siswa. Guru harus mampu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa, serta dapat menemukan alternatif penanggulangannya. Bimbingan yang diberikan tidak hanya kepada siswa yang mengalami permasalahan, tetapi juga bagi siswa yang tidak mengalami kesulitan.

d. Kenaikan Kelas dan penjurusan
Kenaikan kelas merupakan suatu hal yang mendapatkan banyak perhatian, baik dari pihak guru, sekolah, siswa, maupun orang tua. Pada sekolah tradisional, kenaikan kelas dijadikan tradisi sehingga kenaikan kelas menjadi suatu tujuan dari kerangka pengajaran. Padahal hal ini merupakan alat kontrol bagi keberhasilan pengajaran selama satu tahun. Dalam kenaikan kelas, guru dituntut memiliki keberanian dalam membuat putusan edukatif.
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No 22 dan 23 di atas dan ciri khas sekolah kita, dengan ini kami sampaikan syarat-syarat kenaikan kelas. Contoh dan penjelasaan kenaikaan kelas pada SMA.
1) Kenaikan Kelas
Siswa dinyatakan tidak naik ke kelas XI apabila:
a) Jumlah mata pelajaran pada semester II yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal tidak lebih dari tiga mata pelajaran dan bukan merupakan mata pelajaran ciri program yang dipilih.
b) Jumlah mata pelajaran pada semester I dan II yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal tidak lebih dari enam mata pelajaran.
2) Penjurusan
Penjurusan dilaksanakan pada akhir semester II, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
 Syarat kenaikan kelas telah terpenuhi.
 Penentuan penjurusan dilihat dari pencapaian nilai kognitif

5. Evaluasi
Evaluasi dalam proses pendidikan lebih berorientasi pada pengayaan dan perbaikan. Hal ini dilakukan setelah diperoleh hasil belajar siswa dan pengamatan terhadap aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
6. Tindak Lanjut
Upaya tindak lanjut bisa dilakukan berdasarkan hasil analisa. Sesuai dengan hasil analisa, setidaknya bisa dilakukan upaya-upay berikut:
a. memberi tindak lanjut singkat dan segera misalnya penugasan kecil
b. menempatkan atau mengikutsertakan siswa sesuai bidang yang diminatinya
c. melakukan kegiatan pendukung baru sebagai pelengkap dari kegiatan terdahulu


BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Manajemen siswa adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain. Kelompok manajemen siswa dapat diidentifikasikan melalui proses masuknya siswa di sekolah sampai keluar atau tamat. Manajemen siswa dapat digolongkan dalam lima kegiatan, yaitu: penerimaan siswa baru, ketatausahaan siswa, pencatatan bimbingan dan penyuluhan, dan mutasi siswa.
Keberhasilan suatu sekolah sangat dipengaruhi oleh pengelolaan siswa yang baik. Pengelolaan siswa yang baik ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Yakni perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Jika tahap-tahap ini dilakukan dengan baik, bisa dimungkinkan manajemen sekolah ini akan baik.
Manajemen sekolah ini sangat mempengaruhi proses belajar mengajar antara siswa dengan guru. Oleh karena itu diperlukan juga hubungan yang baik antara siswa dengan guru. Selain itu lingkungan siswa yang memadai juga akan berpengaruh pada proses pendidikan yang dalam hal ini adalah proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Hartati Sukirman, dkk. 2007. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Bekerja Sama dengan FIP.
Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Direktorat PLB. 2004. MANAJEMEN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN

ASAL-USUL DAN STRUKTUR INTAN PERMATA

Berlian (terdiri dari karbon) dibentuk selama periode satu milyar tahun jauh di dalam bawah kerak bumi (sekitar 90 mil atau sekitar 150 km dalamnya). Mereka diangkat ke permukaan melalui gunung berapi, dan sebagian besar ditemukan pada batu vulkanik (disebut kimberlite) atau di laut yang terbawa oleh arus ombak. Batu berlian atau batu intan yang sering ditemukan di alam kebanyakan berumur 1 sampai 3 milyar tahun (bayangkan sebuah intan yang anda genggam bisa berumur berapa kali lipat generasi nenek moyang anda sebelumnya).

Berlian adalah allotrope karbon dan masing-masing dari mereka (tidak peduli apa ukurannya) dapat dianggap sebagai satu molekul karbon. Setiap karbon dalam intan dikelilingi oleh 4 atom karbon lainnya dalam struktur tetrahedral, seperti piramida. Setiap ikatan atau link itu sama panjangnya dan pembentukan tetrahedral itu benar-benar teratur. Apa yang membuat berlian sangat keras, non-volatile dan tahan terhadap serangan kimia adalah kekuatan dan keteraturan ikatan ini. Secara teoritis, kristal berlian yang besar bisa hanya terdiri dari satu molekul raksasa karbon.

(MSDS) KALIUM KLORAT (KCLO3)


MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
KALIUM KLORAT (KCLO3)






Disusun oleh:
1.    SEPTI RIYANNINGSIH (09303241004)
2.    RINI WIDIASTUTI (09303241017)
3.    SARAH PRADINA (09303241018)
4.    AISYIAH RESTUTININGSIH P U (09303241041)




JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010



1.        IDENTIFIKASI PRODUK
Sinonim: garam Berthollet, Garam Tarter, asam klor, garam kalium, Potash klorat.
CAS No : 3811-04-9
Berat Molekul : 122,55
Rumus Kimia : KClO3
Kode Produksi : JT Baker: 3024, 3028, Mallinckrodt: 6834
Kode Katalog : SLP2533, SLP1525

2.        KOMPOSISI DAN INFORMASI PADA BAHAN

INFORMASI BAHAN
CAS NO
PERSEN
BAHAYA
Kalium klorat
3811-04-9
90-100%
ada

3.        IDENTIFIKASI BAHAYA
Bahaya! Oksidator kuat.
Kontak dengan bahan lainnya dapat menyebabkan kebakaran. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Mungkin berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit. Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan dengan mual, muntah, dan diare. Dapat menyebabkan sianosis dengan kulit kebiruan. Kemungkinan menyebabkan kelainan darah. Target Organ: Darah, ginjal.
Inhalasi:
Menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Gejala dapat termasuk batuk, sesak napas. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, kejang, takikardi, dispnea, dan kematian.
Ingesti :
Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan sakit perut, hemolisis, methemoglobinemia, sianosis, anuria, koma, kejang, dan kematian. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah berwarna coklat-coklat. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Kematian mungkin terjadi dari gagal ginjal, umumnya dalam 4 hari gram Taksiran mematikan. Dosis 15-30.
Kontak dengan kulit:
Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan mungkin luka bakar , terutama jika kulit basah atau lembab. Termasuk gejala kemerahan, gatal, dan nyeri.
Kontak dengan mata:
Dapat menyebabkan iritasi mata, kemerahan, dan nyeri. Pada mata menyebabkan luka bakar.
Chronic Exposure:
Kontak kulit berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. menelan berulang dalam jumlah kecil dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.

4.      TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
Inhalasi:
Hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Segera mendapatkan perhatian medis.
Ingesti:
Jika muntah segera mendapatkan perhatian dari petugas medis. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Kontak
dengan Kulit:
Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi sambil menghilangkan kontaminasinya. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Atau segera meminta pertolongan medis jika iritasi berkembang.
Kontak dengan Mata:
Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata ke atas ke bawah (dikedip-kedipkan). Mendapatkan perhatian medis segera jika berkelanjutan.

5.      MENGHINDARI KECELAKAAN
Tumpahan kecil :
Gunakan alat yang sesuai untuk mengambil tumpahan padat dalam wadah pembuangan yang tertutup.
Tumpahan besar :
Oksidasi material. Korosif padat. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Jangan sampai air di dalam wadah. Hindari kontak dengan bahan yg mudah terbakar (kayu, kertas, minyak, pakaian, dst). Keep substance damp using water spray. Jauhkan bahan – bahan gas menggunakan semprotan air. Jangan sentuh material tumpah. Gunakan semprotan air untuk mengurangi uap. Mencegah masuk ke selokan, ruang bawah tanah atau wilayah terbatas; tanggul jika diperlukan. Meminta bantuan dengan segera.
Media Pemadam:
Dalam kasus kebakaran, gunakan air, kimia kering, busa kimia, atau busa tahan alkohol. Gunakan cara apapun yang cocok untuk memadamkan kebakaran sekitarnya. Semprotan air dapat digunakan untuk menjaga api kontainer terkena dingin.
Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran:
Substansi tidak mudah terbakar, tetapi adalah oksidator kuat, panas reaksinya dapat dikurangi dengan  mengurangi agen atau material yang mudah terbakar. Ketika dipanaskan, ia melepaskan oksigen yang meningkatkan pembakaran.
Bahaya Api dan Ledakan:
Kontak dengan zat yang mudah teroksidasi dapat menyebabkan kebakaran besar. Meledak dengan asam sulfat. Menyebabkan terbakar disertai ledakan jika kontak dengan zat organik, belerang, fosfor, sulfit, hipofosfit dan zat oxidizable lainnya. Wadah yang bersegel dapat pecah saat dipanaskan. Sensitif terhadap pengaruh mekanik.

6.        PENANGANAN DAN PENYIMPANAN
Produk harus digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip industri yang baik untuk penanganan dan penyimpanan bahan kimia berbahaya. Cuci bersih peralatan setelah penanganan produk tersebut. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum digunakan kembali. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Hindari kontak dengan api, panas, percikan. Hindari kontak dengan pakaian dan bahan mudah terbakar lainnya. Hindari jangan sampai tertelan dan dihirup. Gunakan ventilasi yang memadai. Melindungi bahan tersebut dari kerusakan fisik dan menjaga agar tidak lembab. Jauhkan dari sumber panas atau pengapian. Hindari penyimpanan di lantai kayu. Pisahkan dari bahan yang mudah terbakar, bahan organik atau bahan mudah teroksidasi lainnya. Wadah bahan ini mungkin berbahaya ketika kosong karena ada kemungkinan zat ini meninggalkan residu  (debu, padat). Perhatikan semua peringatan dan tindakan pencegahan yang terdaftar dalam produk.
Penyimpanan :
Bahan Korosif harus disimpan dalam lemari penyimpanan keselamatan atau ruangan yang terpisah. Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk, kering, berventilasi.
7.      PERLINDUNGAN DIRI
Teknik pengontrolan:
Menggunakan ventilasi pembuangan lokal (local exhaust ventilation), atau teknik pengontrolan lain untuk menjaga kadar udara di bawah yang direkomendasikan batas eksposur. Jika operasi pengguna menghasilkan asap atau kabut, gunakan ventilasi, debu untuk menjaga paparan kontaminan udara di bawah batas pemaparan.
Perlindungan Pribadi:
Kacamata splash (goggle), mantel laboratorium. Penguapan dan respirator debu. Pastikan untuk menggunakan respirator bersertifikat / yang disetujui atau setara. Sarung tangan.
Respirator:
Dalam hal ini perlu ventilasi yang cukup, untuk bekerja jangka pendek, perlindungan debu yang sesuai dengan standar yang direkomendasikan.
Sarung tangan:
Gunakan sarung tangan pelindung.
Pelindung mata:
Gunakan pelindung mata jika mungkin kontak dengan mata.
Perlindungan lainnya:
Pakailah alat pelindung diri sesuai dengan jumlah material yang ditangani.
Praktek kerja higienis:
Perlindungan kulit: pakailah krim penghalang untuk tangan dan kulit yang terkena. Secara teratur vakum debu untuk meminimalkan potensi paparan udara.
Perlindungan pribadi pada kasus tumpahan besar:
Kacamata splash (goggle). Penguapan dan respirator debu. Sepatu boot. Sarung tangan. Sebuah alat pernafasan mandiri yang harus digunakan untuk menghindari inhalasi produk. Disarankan tidak cukup hanya menggunakan pakaian pelindung; berkonsultasi dengan spesialis sebelum penanganan produk ini.

8.      SIFAT-SIFAT KIMIA DAN FISIKA
Keadaan fisik atau penampilan: padat berupa kristal atau bubuk (serbuk)
Warna: Putih
Bau / Rasanya: Tanpa bau
Berat Molekul: 122,55 g / mol
Kelarutan: Larut dalam aseton , cairan ammonia, air.
Nilai Kelarutan: 7.19 g/100 ml (20 °C) 57 g/100 ml (100 °C)
Berat jenis cairan: 2,34 g/cm3(Air = 1 g/cm3)
Titik Leleh : 368 °C (694F)
Titik didih: 400 °C (752F)
Struktur Kristal: monoklinik
Kelarutan dalam air 7.19 g/100 ml (20 °C) 57 g/100 mL (100 °C)
% Volatiles pada 21 °C (70F): 0
   

9.      STABILITAS DAN REAKTIVITAS
Stabil di bawah suhu dan tekanan normal.
Bahaya pembusukan produk: Klorin, oksigen, oksida kalium
Hindari kondisi: Bahan yang tidak kompatibel seperti ammonia, bahan mudah terbakar, serbuk logam halus, alkohol, asam kuat, sulfur dan senyawa logam-belerang, gula, dan senyawa logam-fosfor.

10.  INFORMASI TOKSIKOLOGI
Rute masuk: kontak dermal. Kontak dengan mata. Inhalasi.ingesti.
Toksisitas untuk Hewan: toksisitas akut oral (LD50): 1870 mg / kg [Tikus]. Human LD 50: 429 mg/kg.
Kronis efek pada manusia: substansi adalah racun bagi darah, ginjal, paru-paru, sistem saraf, hati, selaput lendir.
Efek beracun lainnya pada Manusia: Sangat berbahaya dalam kasus kontak dengan kulit (korosif, iritan), tertelan, (Permeator)

11.  INFORMASI EKOLOGI
Berbahaya bagi lingkungan. Beracun bagi organisme akuatik, dapat menyebabkan efek samping jangka panjang di lingkungan akuatik.

12.  INFORMASI REGULASI LAINNYA
HMIS (U.S.A.):
Bahaya kesehatan: 3
Bahaya kebakaran: 0
Reaktivitas: 0
Asosiasi Proteksi Kebakaran Nasional (U.S.A.):
Kesehatan : 3
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas : 0

13.  INFORMASI TRANSPORTASI
Domestic (Land, DOT)
----------------------- -----------------------
Nama Pengiriman: Potasium klorat
Kelas Bahaya: 5.1
UN / NA: UN1485
Packing Group: II
Informasi yang dilaporkan untuk produk / ukuran: 12kg
Internasional (Air, IMO)
Peraturan DOT dapat berubah dari waktu ke waktu.
Yang termasuk pilihan pengiriman untuk produk :
UPS.jpgair.jpgBoat.jpgFedEx.jpgRail.jpgtruck.jpg