Keju adalah salah satu produk susu yang paling
penting dan banyak dikonsumsi. Diperkirakan ada lebih dari 3000 jenis keju di
seluruh dunia, yang berasal dari Perancis, Jerman, Belanda, Denmark, Swiss,
Italia, Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa lain.
Prinsip pembuatan keju adalah fermentasi asam
laktat yang terdapat dalam susu. Proses pembuatan keju diawali dengan
memanaskan/pasteurisasi susu, kecuali pada jenis2 keju tertentu seperti
Emmentaler dari Swiss yang menggunakan susu mentah. Kemudian zat pembantu
penggumpalan (rennet, sejenis enzim penggumpal yang biasa terdapat dalam
lambung sapi dan/atau bakteri yang dapat mengasamkan susu) ditambahkan.
Tergantung metodenya, setelah setengah sampai 5
jam, susu akan menggumpal sehingga terpisah menjadi sebuah gumpalan besar
(curd) dan bagian yang cair (whey). Gumpalan ini dipotong-potong menjadi
bagian-bagian yang sama besar, agar bagian yang cair (whey) semakin banyak yang
keluar. Semakin kecil potongan, semakin sedikit cairan yang dikandung oleh keju
nantinya, sehingga keju semakin keras.
Potongan-potongan ini kemudian diaduk,
dipanaskan, dan kadang dipress untuk menghilangkan lebih banyak lagi cairan.
Setelah itu, bakal keju yang masih lunak itu
dibubuhi jamur dan dibentuk. Lalu diolesi atau direndam dalam air garam untuk
membunuh bakteri merugikan yang mungkin terdapat di dalamnya. Ada juga jenis
keju yang direndam sebelum diberi jamur.
Terakhir, bakal keju dimatangkan dalam kondisi
tertentu. Semakin lama dimatangkan, keju akan semakin keras.
Pengecualian
dari proses di atas tentu saja banyak dijumpai. Keju segar (fresh cheese)
seperti cottage cheese atau Ricotta misalnya, tidak perlu mengalami proses
penggaraman dan pematangan. Selain itu, banyak jenis keju segar yang terbuat
bukan dari gumpalan (curd), melainkan justru dari bagian yang cair (whey) yang
dipanaskan hingga menggumpal.
Nilai
gizi
Keju
merupakan makanan yang mengandung konsentrat nutrisi. Kandungan gizinya sangat
baik untuk anak-anak yang ada dalam masa pertumbuhan. Juga untuk kaum
vegetarian, yaitu mereka yang hanya memakan sayur-sayuran dan berpantang
daging, keju dapat digunakan sebagai pengganti daging karena kandungan
proteinnya yang tinggi.
Sebagai contoh, pada keju keras, seperti
Chedar, setiap 100 gramnya menyuplai 36% protein, 80% kalsium, 34% lemak dari
total kebutuhan gizi yang direkomendasikan per harinya (recommended daily
allowance). Konversi susu menjadi keju memberikan keuntungan tersendiri karena
sebagian besar lemak dan proteinnya telah dicerna oleh enzim dalam proses
pembuatan keju sehingga lebih mudah diterima oleh sistem pencernaan
manusia.
Apa pun keju yang Anda pilih, perhatikan selalu
tanggal kadaluwarsanya. Keju yang sudah melewati waktu batas pemakaian, terasa
tengik dan mengganggu kesehatan bila tetap dimakan. Setelah dibuka keju
sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara supaya tidak kering, di dalam lemari
pendingin. Sebelum dimakan, baik sekali bisa dikeluarkan dulu dari lemari
pendingin satu jam sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar