lagi-lagi kuliah cuma 5 menit (ada nggak ya tadi).. nasib kuliah hari Selasa jam terakhir pula di lantai 3 pula (ups* 3 setengah)
apalagi kalo bukan Kimia SMK, but today we have an assignments again..
apalagi kalo bukan Kimia SMK, but today we have an assignments again..
and tharararrampaa,, jam 4 dapet tugas, jam 00.30 finished!
and this is....
1.
Apakah
limbah laboratorium?
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik, yang lebih dikenal dengan
sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Ditinjau secara kimiawi,
limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan anorganik. dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadirannya berdampak negatif terhadap
lingkungan.
Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Limbah ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan industri karena biasanya memiliki keragaman jenis limbah yang sangat tinggi walaupun dari setiap macam bahan yang dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak. Artinya limbah laboratorium kimia meskipun volumenya masih relatif kecil dibandingkan dengan limbah industri, namun justru mengandung jenis B3 yang sangat bervariasi dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Oleh karena itu, limbah ini harus dikelola secara benar agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat.
Limbah laboratorium
dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Bahan baku yang sudah kadaluwarsa,
2. Bahan habis pakai, misalnya medium perbenihan yang tidak
terpakai,
3. Produk proses di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen,
4. Produk upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali
pakai setelah di autoklaf
2.
Sebutkan
macam-macam limbah laboratorium!
a.
berdasarkan
fasanya, limbah laboratorium digolongkan menjadi:
1)
limbah padat
2)
limbah cair
3)
limbah gas
b.
berdasarkan
klasifikasinya
Kelas
|
Jenis
|
A
|
Pelarut
organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
|
B
|
Pelarut
organik mengandung halogen dan senyawa organik
dalam larutan
|
C
|
Residu
padatan bahan kimia laboratorium organik
|
D
|
Garam dalam
larutan: lakukan penyesuaian kandungan
kemasan pada
pH 6 -8
|
E
|
Residu
bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya
|
F
|
Senyawa
beracun mudah terbakar
|
G
|
Residu
air raksa dan garam anorganik raksa
|
H
|
Residu
garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah
|
I
|
Padatan
anorganik
|
J
|
Kumpulan
terpisah limbah kaca, logam dan plastik
|
c.
berdasarkan
sifatnya, limbah laboratorium digolongkan menjadi:
1)
limbah B3(Berbahaya
dan Beracun)
2)
limbah
infeksius
3)
limbah
radioaktif
4)
limbah umum
sumber:
3.
Bagaimana
cara penanggulangan limbah laboratorium?
Tujuan penanganan limbah adalah untuk
mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap kuman yang menimbulkan penyakit
(patogen) yang mungkin berada dalam limbah etrsebut. Penanganan limbah antara
lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu:
a.
limbah B3
(Berbahaya dan Beracun), dengan cara:
1)
netralisasi
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor,
CaO atau Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan
dengan asam seperti H2SO4 atau HCI. Parameter netralisasi
adalah pH dan sebagai indikator dapat digunakan Phenol Phtalein (PP.). Zat ini
akan berubah pada pH 6-8 sehingga cukup aman digunakan jika pH limbah berkisar
antara 6,5-8,5.
2)
pengendapan/sedimentasi,
koagulasi, dan flokulasi
Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13,
Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.
3)
reduksi-oksidasi
Terhadap zat organik toksik dalam limbah
dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga terbentuk zat yang
kurang/tidak toksik.
4)
penukaran
ion
Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh
kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh resin anion.
b.
limbah
infeksius, dengan cara:
1)
Metode Desinfeksi:
penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang
dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.
2)
Metode
Pengenceran (Dilution): mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi
yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah
bahan kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang
terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air seperti
selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
3)
Metode
Ditanam (Landfill): menimbun limbah dalam tanah.
4)
Metode
Insinerasi (Pembakaran): memusnahkan limbah dengan cara memasukkan ke dalam
insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke
atmosfir sebagai CO2 dan H2O.
c.
limbah
radioaktif
Masalah penanganan limbah radioaktif dapat
diperkecil dengan memakai radioaktif sekecil mungkin, menciptakan disiplin
kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah didekontaminasi.
Penanganan limbah radioaktif dibedakan
berdasarkan:
Bentuk : cair, padat dan gas,
Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ),
Tinggi-rendahnya aktifitas
Panjang-pendeknya waktu paruh
Sifat : dapat dibakar atau tidak.
Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :
1)
Dilaksanakan
oleh pemakai secara perorangan dengan memakai proses peluruhan, peguburan dan
pembuangan.
2)
Dilaksanakan
secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah radioaktif, seperti Badan
Tanaga Atom Nasional (BATAN).
d.
limbah umum
Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan
dalam wadah kantong plastik diikat kuat dan dibakar di insinerator.
4.
Bagaimana
langkah nyata mengurangi limbah laboratorium?
beberapa langkah nyata untuk
mengurangi limbah di laboratorium adalah:
a.
Penggunaan
kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah digunakan, setelah
melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh: (hal ini paling sesuai
untuk pelarut yang telah digunakan) Pelarut organik seperti etanol, aseton,
kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah
dan dilakukan destilasi.
b.
sebelum
melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-reaktan yang bereaksi
secara tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisia bahan kimia. Selain
menghemat bahan yang ada, hal ini juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan.
c.
Pembuangan
langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan
untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang
dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah
laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus
dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa
yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan
sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan
dan dibuang.
d.
Dengan
pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan
organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan
organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
e.
Pembakaran
dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk
bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan
senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
f.
Dikubur
didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air.
Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.
0 komentar:
Posting Komentar