MATA KULIAH WORKSHOP PENDIDIKAN KIMIA
KELOMPOK3: MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
PRODI PENDIDIKAN KIMIA (REGULER 2009)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Selama pendidikan masih ada, maka
selama itu pula masalah-masalah tentang pendidikan akan selalu muncul. Orang tak
akan henti-hentinya untuk terus membicarakan dan memperdebatkan tentang
keberadaan pendidikan, mulai dari hal-hal yang bersifat fundamental-filsafiah
sampai dengan hal–hal yang bersifat teknis-operasional. Sebagian besar
pembicaraan tentang pendidikan tertuju pada upaya menemukan cara terbaik
mencapai pendidikan bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang
handal dalam bidang akademis, sosio-personal, maupun vokasional. Salah satu
topik pendidikan yang menarik untuk diperbincangkan yaitu Lesson Study.
Lesson
study muncul
sebagai salah satu alternatif mengatasi masalah praktik pembelajaran yang
dipandang kurang efektif. Seperti dimaklumi, sudah sejak lama praktik
pembelajaran di Indonesia cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui
teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran semacam itu cenderung menekankan
pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered)
bukan pada bagaimana peserta didik belajar (student-centered).
Praktik pembelajaran tersebut ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran peserta didik.
Untuk merubah kebiasaan praktik
pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat
kepada peserta didik memang tidak mudah. Dalam hal ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran di
Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
Lesson Study bukanlah suatu strategi atau metode
dalam pembelajaran, tetapi merupakan salah satu upaya pembinaan untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara
kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi,
dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson Study
ini dilakukan oleh sesama guru dalam kegiatan kelompok kerja guru di satu
sekolah (berbasis sekolah), namun sesungguhnya dapat dilakukan juga dengan
berbasis MGMP. Lesson
Study ini sangat berguna untuk menemukan nilai-nilai
positif atau praktif terbaik (best practices) dari pembelajaran yang
dapat diambil, yang kemudian dapat dipertahankan dan ditularkan kepada
guru-guru lain. Selain itu, tidak kalah penting adalah untuk menemukan
kelemahan/kesalahan yang perlu diperbaiki atau untuk tidak dilakukan lagi oleh
guru yang bersangkutan atau guru-guru lain. Dengan kata lain, Lesson Study
merupakan upaya terencana dan berkelanjutan untuk kepentingan pembinaan
profesionalitas guru.
Dalam laporan ini, akan dipaparkan
secara ringkas mengenai pelaksanaan Lesson Study meliputi
tahapan-tahapan dalam Lesson Study, bahasan hasil pengamatan observer
terhadap peserta didik, serta tanggapan dan saran terkait permasalahan yang
timbul dalam pelaksanaan Lesson Study.
Laporan Lesson Study ini dibuat dengan
harapan dapat memberikan pemahaman sekaligus dapat mengilhami para guru, calon
guru, dan pihak lain yang terkait untuk dapat mengembangkan Lesson Study
lebih lanjut guna kepentingan pembinaan profesionalisme guru.
B.
TUJUAN
Tujuan
dari pelaksanaan Lesson Study ini
adalah:
1. Memperoleh
pemahaman tahapan-tahapan Lesson Study
materi sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
2. Memperoleh
pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi dalam Lesson Study dan solusi untuk mengatasinya.
3. Mempublikasikan
dan mendiseminasikan hasil akhir Lesson Study
materi Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
C.
MANFAAT
Manfaat
dari pelaksanaan Lesson Study materi Sifat
Koligatif Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit antara lain:
1. Guru dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik mengenai bagaimana peserta didik belajar dan guru mengajar
2. Guru dapat belajar meningkatkan pembelajaran
secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif
3. Guru dapat belajar membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari mahapeserta
didik lainnya.
4. Guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerja
5. Guru dapat memperoleh umpan balik dari mahapeserta didik lainnya
6. Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir Lesson Study
BAB II
ISI
A.
TAHAP
PLAN
Tahap PLAN merupakan tahap awal dalam rangkaian
kegiatan lesson study berupa pertemuan kelompok guru untuk menyepakati rencana pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi pokok bahasan yang diajarkan, proses pembelajaran,
metode pembelajaran, hingga media yang interaktif, efektif dan efisien. Dalam
pertemuan tersebut juga dibahas siapa yang bertindak sebagai guru penyaji dan
siapa yang bertindak sebagai guru observer.
Kegiatan lesson
study ini dimulai dengan pertemuan untuk menentukan siapa
yang menjadi guru penyaji atau guru model, guru observer, dan guru teknisi.
Guru penyaji bertugas untuk menyampaikan materi di kelas sedangkan guru
observer bertugas untuk mengamati perilaku peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Guru teknisi bertugas untuk mengambil gambar (video
dan foto) sebagai dokumentasi yang akan menunjang evaluasi kegiatan. Dari
diskusi tersebut, ditetapkan yang bertindak sebagai guru penyaji dalam lesson
study ini adalah Nurul Kurniati Rahayu, yang bertindak sebagai guru
observer sebanyak 9 orang dan 3 guru yang lain bertindak sebagai guru teknisi.
Kegiatan
selanjutnya adalah perumusan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perumusan RPP ini dimulai dengan
menentukan materi atau pokok bahasan yang akan diajarkan kepada peserta didik.
Dengan pertimbangan bahwa peserta didik semester Gasal kelas XII mendapatkan
materi sifat koligatif larutan, maka materi yang dipilih adalah membedakan
sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit. Dalam materi ini, guru mengajarkan kepada peserta didik bagaimana membedakan larutan
elektrolit dan nonelektrolit sebelum masuk ke rumus sifat koligatif larutan. Setelah
materi yang akan diajarkan disepakati oleh forum, hal yang dibahas selanjutnya
adalah penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP dilaksanakan secara bertahap, yakni
mulai dari apersepsi, kegiatan inti, kegiatan penutup, lembar kerja peserta
didik hingga media yang digunakan.
Dalam
kegiatan apersepsi, seorang guru mengusulkan media kartu dengan nama make a
match sebagai pengantar materi perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit
dan nonelektrolit, terutama perbedaan jumlah partikel. Peserta didik dibagi
dalam kelompok-kelompok kemudian diberi satu set kartu yang berisi rumus kimia
larutan elektrolit beserta kation dan anionnya dan larutan nonelektrolit.
Peserta didik akan diminta untuk menjodohkan pasangan anion dan kation larutan
elektrolit
sehingga peserta didik dapat mengetahui jumlah partikel di dalam
larutan. Larutan nonelektrolit tidak dapat terion sehingga jumlah partikelnya
hanya satu. Sedangkan untuk larutan elektrolit yang mudah terion dapat memiliki
jumlah partikel lebih dari satu. Usulan yang lain
adalah mengganti media kartu dalam apersepsi dengan powerpoint yang
menyajikan perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit. Dengan demikian,
kegiatan apersepsi tidak diberikan dalam kegiatan kelompok tapi secara
klasikal. Selanjutnya guru dapat mengingatkan tentang 4 sifat kolifatif larutan
dilanjutkan ke kegiatan inti. Mengingat alokasi waktu yang tersedia adalah satu
jam pelajaran, maka apersepsi yang digunakan adalah usulan kedua, yaitu dengan
media powerpoint yang menyajikan perbedaan larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
Kegiatan inti pembelajaran yang disepakati dalam tahap PLAN lesson
study kali ini adalah eksperimen virtual dengan macromedia flash.
Eksperimen yang dilakukan adalah percobaan sifat koligatif larutan elektrolit
dan nonelektrolit secara virtual. Dalam
macromedia flash tersebut, tersedia percobaan titik beku dan titik didih
larutan dengan jenis pelarut, jumlah pelarut, jenis zat terlarut, dan jumlah
zat terlarut yang bervariasi sehingga peserta didik dapat lebih memahami
perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit di dalam sifat koligatif
larutan. Kelas dibagi menjadi 7 kelompok yang beranggotakan 5 orang tiap
kelompok dengan satu laptop dan dua bendel lembar kerja peserta didik, yaitu
satu bendel dikumpulkan kepada guru dan satu bendel sebagai pegangan peserta
didik.
Setelah perumusan RPP, guru secara bersama-sama menyusun perangkat
apa saja yang dicantumkan di dalam RPP. Kemudian masing-masing guru mengoreksi
RPP yang telah disusun dan memberikan masukan yang diperlukan. Dalam pembuatan
lembar kerja peserta didik (LKPD), guru secara bersama-sama menyusun LKPD yang
dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami perbedaan larutan
elektrolit dan nonelektrolit di dalam
sifat koligatif larutan. Guru menyusun perangkat apa saja yang harus ada dan
pertanyaan apa yang sebaiknya ditanyakan untuk mengarahkan peserta didik agar
dapat memahami perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit
dari percobaan dengan macromedia flash. Selain itu, pertemuan tersebut juga
membahas perangkat lembar observasi lesson study. Lembar observasi
tersebut memuat 10 hal yang perlu diperhatikan oleh guru observer mengenai
perilaku peserta didik seperti kemampuan bekerja sama, keaktifan, perhatian
terhadap pelajaran dan sebagainya.
A.
TAHAP
DO
1. Pembukaan
Tahapan
“Do” ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 12 tanggal November 2012 di Kelas XII IPA 3 SMA 17 Purworejo pada jam
pelajaran pertama. Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) diawali dengan pembukaan, yakni guru model memasuki ruang kelas,
kemudian mengucapkan salam kepada peserta didik. Selanjutnya guru membimbing
peserta didik untuk berdo’a sebelum pelajaran dimulai. Setelah itu, guru
menanyakan kabar peserta didik, dan apakah ada peserta didik yang tidak masuk.
Guru juga menerapkan pendidikan karakter pada peserta didik dengan mengingatkan
mereka untuk membersihkan atau membuang sampah yang masih ada di sekitar tempat
duduk di dalam kelas ke tempat sampah. Guru berusaha mencipktakan suasana yang
kondusif dan nyaman untuk memotivasi peserta didik agar lebih konsentrasi dalam
pelajaran.
Guru mengecek
kesiapan siswa dan meminta mereka mengeluarkan buku pelajaran kimia. Akan
tetapi, ada beberapa peserta didik yang masih sibuk dengan teman-temannya, dan
belum mengeluarkan buku pelajaran, sehingga Guru menegurnya. Kemudian, Guru
mulai menyampaikan apersepsi dengan mengingatkan kembali tentang materi yang
telah dipelajari di kelas X, larutan elektrolit dan nonelektrolit. Guru
memberikan pertanyaan yang runtut tentang perbedaan sifat larutan elektrolit
dan nonelektrolit. Apersepsi ini membuat peserta didik mengingat kembali konsep
yang telah lalu, dan dengan pertanyaan runtut yang saling berhubungan, membuat
sebagian besar peserta didik dapat mengerti tentang perbedaan sifat elektrolit
dan nonelektrolit. Guru meminta peserta didik menyebutkan beberapa senyawa
elektrolit dan menuliskan reaksi ionisasinya di papan tulis. Sebagian peserta
didik masih mengalami kesulitan dalam membedakan senyawa yang bersifat
elektrolit dan nonelektrolit, sehingga Guru sedikit mengulangi materi tersebut.
Selanjutnya Guru mengaitkan antara sifat elektrolit dan nonelektrolit senyawa
dengan materi yang dibahas hari ini, yaitu perbedaan sifat koligatif senyawa
elektrolit dan nonelektrolit. Pada bagian akhir apersepsi, Guru memberikan
pertanyaan kepada peserta didik, apakah terdapat perbedaan antara sifat
koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit. Sebagian besar peserta didik
menjawab ada, namun juga ada beberapa yang menjawab tidak ada. Guru menuliskan
hipotesis dari peserta didik di papan tulis, untuk dibandingkan dengan hasil
setelah melakukan eksperimen. Hal ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik,
akan tetapi masih saja ada peserta didik yang sibuk dengan kegiatan lain
seperti mengobrol dengan temannya, bermain handphone
dan laptop.
1. Kegiatan
inti
Kegiatan
inti dimulai dengan Guru menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan hari ini,
yaitu melakukan eksperimen tentang sifat koligatif larutan elektrolit dan
nonelektrolit. Pada kegiatan inti ini, metode yang dipilih Guru adalah
eksperimen virtual, dimana media pembelajaran yang digunakan adalah media Macromedia Flash yang berisi tentang
eksperimen penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan, yang sudah
disesuaikan sehingga data yang diperoleh saat eksperimen hampir sama dengan
data yang sebenarnya jika eksperimen dilakukan di laboratorium.
Pertama-tama
Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada setiap kelompok.
Pengelompokkan peserta didik sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya,
sehingga sejak masuk ruangan peserta didik langsung duduk berdasarkan
kelompoknya. Setelah masing-masing kelompok mendapatkan dua LKPD, Guru meminta
peserta didik untuk membacanya. Kemudian Guru menjelaskan bagaimana cara kerja
eksperimen virtual tersebut. Selanjutnya peserta didik melakukan eksperimen dan
Guru berkeliling kelas untuk mengetahui bagaimana perkembangan masing-masing
kelompok dan mengawasi peserta didik yang melakukan penyimpangan untuk kemudian
ditegur. Setelah melakukan eksperimen dan mendapatkan data, selanjutnya peserta
didik mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKPD dengan berdiskusi
kelompok. Setelah semua kelompok selesai, Guru meminta wakil dari kelompok
untuk menuliskan hasil diskusi mereka di papan tulis. Karena keterbatasan
waktu, Guru hanya meminta data dari dua kelompok dan kemudian dibandingkan
melalui pembahasan. Guru menanyakan apakah dari kelompok lain ada yang
menghasilkan data yang berbeda. Ternyata ada satu kelompok yang kurang memperhatikan,
sehingga semua data salah karena kelompok tersebut melakukan eksperimen
kenaikan titik didih, sedangkan Guru meminta eksperimen penurunan titik beku. Setelah membahas data pengamatan, Guru
membimbing peserta didik dalam pembahasan jawaban pertanyaan serta memberikan
penguatan terhadap jawaban yang sudah diungkapkan peserta didik, dan apabila
masih salah segera dikoreksi dan diberikan jawaban yang benar.
Dengan
panduan pertanyaan dari Guru dan pertanyaan yang ada di LKPD, peserta didik
digiring untuk menemukan konsep tentang perbedaan sifat koligatif larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
Pada
kegiatan inti ini, kelas sangat gaduh, karena setiap kelompok berdiskusi
sendiri-sendiri, bahkan ada yang mendiskusikan hal lain, ada peserta didik yang
berjalan-jalan ke kelompok lain, peserta didik yang menyalahgunakan media
pembelajaran, dan peserta didik yang ketiduran. Dalam mendiskusikan LKPD pun
terdapat variasi di setiap kelompok, ada yang mengerjakan secara kerjasama, ada
yang dikerjakan beberapa peserta didik saja dan bahkan ada yang dikerjakan
seorang peserta didik saja. Beberapa peserta didik mengatakan bahwa tidak bisa
ikut melihat eksperimen karena laptop menghadap ke salah satu sisi saja.
Setelah
membahas LKPD, Guru meminta masing-masing kelompok mengumpulkan satu LKPD. Hal
ini membuat kelas menjadi lebih gaduh, dikarenakan beberapa kelompokhanya
menulis hasil pengamatan dalam satu LKPD, sedangkan LKPD yang lain hanya
dibiarkan saja. Meskipun agak lama, LKPD masing-masing kelompok segera
dikumpulkan. Guru kemudian memberikan kesempatan bagi beberapa peserta didik
untuk menyampaikan kesimpulan apa yang didapatkan pada KBM hari tersebut.
Sebagian besar peserta didik sudah benar dalam memberikan kesimpulan.
Selanjutnya Guru mengingatkan kembali hipotesis yang ditulis sebelum melakukan
eksperimen, untuk membandingkan informasi sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen, sehingga peserta didik menjadi kembali bersemangat karena jawaban
mereka pada awal KBM diingat kembali. Karena keterbatasan waktu, Guru meminta
peserta didik untuk membuat laporan eksperimen secara individual dan mempelajari
tentang formulasi rumus sifat koligatif larutan yang kemudian akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
A.
TAHAP
SEE
Sesi “see” merupakan suatu sesi
dalam Lesson Study yang dilaksanakan setelah sesi “do”. Dalam
sesi “see” ini guru model beserta guru-guru observer melakukan refleksi
terhadap apa yang telah dilakukan. Berbagai masalah yang didapatkan dalam sesi
“do” dituangkan dalam sesi “see” ini sehingga bisa didapatkan solusinya. Dalam
sesi ini juga guru model maupun guru-guru observer dapat mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran melalui Lesson
Study.
Sesi “see” ini dilaksanakan dengan
dipimpin oleh seorang moderator. Pelaksanaan sesi ini dibuka oleh moderator
kemudian dilanjutkan dengan refleksi dari guru model. Guru model mengungkapakan
segala sesuatu yang telah dilakukan selama pembelajaran secara singkat dan
menyeluruh. Guru model mengemukakan bahwa sebelum pelajaran dimulai, guru model
menerapkan pendidikan karakter yaitu taqwa kepada Tuhan YME dengan menyuruh
peserta didik untuk berdoa. Pendidikan karakter lain yang diterapkan adalah
penerapan cinta kebersihan dengan menyuruh peserta didik mengecek sampah yang
ada di sekitar mereka. Kemudian memasuki apersepsi, guru model menggugah
keingintahuan peserta didik agar tertarik mempelajari materi yang akan
diajarkan yaitu membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan
nonelektrolit. Ketika memasuki tahap diskusi kelompok, guru model berkeliling
kelas untuk mengecek peserta didik yang mengalami kesulitan. Setelah tahap
diskusi, dilakukan pembahasan terhadap hasil diskusi. Pada saat penutup
pembelajaran, guru model mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
pada Lesson Study kali ini telah
tercapai, terlihat ada lebih dari 70% jumlah peserta didik dalam kelas sudah
dapat menyimpulkan materi yang telah diajarkan yaitu membedakan sifat koligatif
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Namun dalam pelaksanaan sesi “do”
tentunya masih banyak masalah yang terjadi. Masalah-masalah ini dikemukakan
oleh guru-guru observer dalam sesi “see” ini. Dalam Lesson Study kali ini ada 8 orang guru observer dimana 7
diantaranya mengobserver kelompok-kelompok dalam kelas dan 1 orang guru
observer mengobservasi jalannya pembelajaran secara keseluruhan.
Guru observer 1 mengemukakan masalah
yang terjadi pada kelompok belajar 1. Pada awal pelajaran, kelompok ini sudah
kurang siap baik perlengkapan maupun mental. Bahkan cenderung berbicara sendiri
ketika guru sudah memulai pelajaran. Ketika tahap diskusi, kelompok ini
mengerjakan tugas yang diberikan guru tetapi masih saja sambil ramai dan lebih
sering berbicara walaupun mereka bisa mengerjakannya. Selain ramai sendiri,
kelompok 1 ini juga membuka-buka internet saat guru sedang membahas hasil
diskusi dengan laptop yang tadi dipakai untuk berdiskusi. Secara keseluruhan
kelompok 1 cenderung ramai sendiri dan kurang memperhatikan pelajaran.
Guru observer 2 mengemukakan masalah
yang terjadi pada kelompok belajar 2. Pada awal pelajaran, rata-rata peserta
didik dalam kelompok ini sudah siap melaksanakan pembelajaran. Namun, ada satu
peserta didik yang masih asyik bermain gadget.
Pada tahap diskusi, kelompok ini kurang dapat bekerja sama. Hanya satu dua
peserta didik yang mngerjakan tugas yang diberikan guru. Pada saat tahap
menyimpulkan kelompok 2 ini kurang antusias sehingga tidak terlihat apakah
sudah paham dengan materinya atau belum. Secara keseluruhan kelompok 2 ini
merupakan kelompok pendiam namun interaksi antar teman satu kelompok dan cara
bekerja sama kurang.
Guru observer 3 mengemukakan masalah
yang terjadi pada kelompok belajar 3. Saat pelajaran dimulai, sebagian besar
peserta didik di kelompok 3 sudah siap menerima pelajaran dan hanya 1 orang
peserta didik yang masih membuka buku pelajaran lain. Ketika memasuki
apersepsi, peserta didik di kelompok ini selalu memperhatikan dan aktif
menjawab pertanyaan jika guru bertanya. Tidak jarang juga kelompok 3 ini aktif
bertanya kepada guru perihal materi yang belum jelas. Pada tahap diskusi,
kelompok ini sangat bagus bekerja sama dan pembagian tugasnya. Saat
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kelompok 3 sebagian besar sudah
dapat menyimpulkan dengan baik. Secara umum, kelompok 3 ini termasuk kelompok
yang aktif dan rajin.
Guru observer 4 mengemukakan masalah
yang terjadi pada klompok belajar 4. Saat awal pelajaran, anggota kelompok 4
ini belum lengkap. Ada satu anak yang terlambat. Hampir semuanya belum focus dan
belum siap mengikuti pembelajaran. Saat memasuki apersepsi, masih ada peserta
didik yang bermain laptop dan handphone.
Pada tahap diskusi, kelompok ini masing-masing peserta didik aktif tetapi ada
peserta didik yang jalan-jalan ke kelompok lain untuk mencontek jawaban. Tidak
hanya itu, bahkan beberapa peserta didik dalam kelompok ini mengganggu peserta
didik dalam kelompok lain dan membuat gaduh. Saat akhir pelajaran, peserta
didik dalam kelompok ini kurang aktif dalam menyimpulkan materi bersama-sama dengan
guru. Jadi, secara keseluruhan kelompok 4 ini ramai, suka jalan-jalan
mengganggu teman lain dan kurang fokus.
Guru observer 5 mengemukakan masalah
yang terjadi pada kelompok belajar 5. Ketika pelajaran dimulai, peserta didik
dalam kelompok ini kurang siap dalam menerima pelajaran, terlihat ada peserta
didik yang masih bermain handphone
dan ada juga yang membaca buku pelajaran lain. Pada saat apersepsi, beberapa
peserta didik dalam kelompok ini melamun dan tidak menghiraukan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan diskusi, peserta
didik dalam kelompok 5 ini kurang dapat bekerja sama dengan baik. Hanya ada
beberapa peserta didik yang mengerjakan tugas diskusi dan yang lain hanya diam,
bahkan ada yang terlihat bingung. Ketika ada peserta didik yang terlihat masih
bingung, teman dalam satu kelompoknya tidak mencoba mengajari atau membantu
menjelaskan. Pada tahap akhir pembelajaran, hanya beberapa peserta didik yang
ikut menyimpulkan materi bersama-sama dengan guru. Secara keseluruhan kelompok
5 ini peserta didikny kurang antusias dan kurang bersemangat dalam mengikuti
pelajaran.
Guru observer 6 mengemukakan masalah
yang terjadi pada kelompok belajar 6. Pada saat pelajaran dimulai, kelompok ini
terlihat fokus dan memperhatikan guru. Namun, perlengkapan belajar belum
disiapkan oleh beberapa peserta didik dalam kelompok 6 ini. Dalam kegiatan
diskusi, semua anggota kelompok sudah ikut aktif mengerjakan sehingga kerja
samanya terlihat baik. Pada akhir pelajaran, kelompok 6 terlihat antusias ikut
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Secara keseluruhan, kelompok 6 ini
fokus dan diam memperhatikan selama pelajaran.
Guru observer 7 mengemukakan masalah
yang terjadi pada kelompok belajar 7. Saat pelajaran dimulai, beberapa peserta
didik dalam kelompok ini sudah siap dengan segala perlengkapannya yaitu buku
dan alat tulis. Ketika memasuki apersepsi, semua anggota kelompok terlihat
antusias dan penuh perhatian. Ketika guru memberikan pertanyaan pun beberapa
orang anggota kelompok 7 menjawab pertanyaan guru. Pada kegiatan diskusi, kerja
sama sudah terlihat baik. Semua anggota aktif mengerjakan tugas diskusi. Pada
akhir pelajaran, anggota kelompok 7 ikut aktif menyimpulkan materi bersama-sama
dengan guru. Bahkan ada salah seorang dari kelompok ini yang selalu mencatat
apa yang diberikan guru. Secara keseluruhan, kelompok ini dapat dikatakan
kelompok yang aktif dan rajin.
Dari masalah-masalah yang telah
dikemukakan oleh guru-guru observer, maka notulis merangkum dan menulisakan
beberapa masalah yang dapat mewakili seluruh masalah yang ada. Masalah-masalah
tersebut kemudian didiskusikan dan didapatkan solusinya. Beberapa masalah yang
terjadi pada sesi “do” beserta solusinya adalah sebagai berikut:
1.
Peserta
didik membuka buku lain selain buku pelajaran
Solusi : peserta didik diberi teguran/peringatan. Bila
peserta didik masih saja membuka buku lain selain buku pelajaran, maka dapat
dilakukan penyitaan terhadap buku tersebut.
2.
Peserta
didik menyalahgunakan laptop yang disediakan untuk pelajaran.
Solusi : laptop dinyalakan setelah ada perintah dari
guru.
3.
Peserta
didik bermain handphone selama
pelajaran berlangsung.
Solusi : peserta didik diminta menyimpan handphone selama pelajaran. Bila
ketahuan bermain handphone setelah
diperingatkan, maka dapat dilakukan penyitaan.
4.
Peserta
didik berjalan-jalan di dalam kelas
selama pelajaran dengan maksud untuk mencontek pekerjaan kelompok lain.
Solusi ; peserta didik diberi penekanan bahwa
penilaian tidak hanya berdasarkan aspek kognitif saja, namun juga terdapat penilaian
afektif dan psikomotor, jadi peserta didik harus dapat menjaga sikapnya.
5.
Peserta
didik ramai, mengobrol dengan teman selama pelajaran.
Solusi : peserta didik dikelompokkan secara heterogen,
dan pembagian kelompok dilakukan beberapa saat sebelum eksperimen dimulai.
6.
Manajemen
kelompok kurang baik
Solusi : masing-masing peserta didik diberi lembar
worksheet, dan dalam satu kelompok terdapat dua laptop agar kerja kelompok
berjalan lebih optimal.
Demikian pelaksanaan sesi “see” yang digunakan untuk
refleksi pelaksanaan Lesson Study
khususnya pada sesi “do”. Diharapkan solusi-solusi dari masalah-masalah yang
terjadi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pembelajaran selanjutnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pelaksanaan kegiatan Lesson study terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu:
a.
Tahap
Plan
Tahapan ini bertujuan untuk
menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta
didik secara efektif serta membangkitkan partisipasi aktif peserta didik dalam
pembelajaran. Pada tahap ini beberapa pendidik dapat berkolaborasi untuk
memperkaya ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan dihasilkan, baik
dalam aspek pengorganisasian bahan ajar, aspek pedagogis, maupun aspek
penyiapan alat bantu pembelajaran. Sebelum ditetapkan sebagai hasil final,
semua komponen yang tertuang dalam rancangan pembelajaran dicoba untuk
diterapkan
b.
Tahap
Do
Pada tahap ini guru model
menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya.
Sedangkan guru observer mengamati jalannya proses
pembelajaran tersebut melalui observasi. Fokus
pengamatan diarahkan pada aktifitas belajar peserta didik dengan berpedoman
pada prosedur dan instrumen pengamatan yang telah disepakati pada tahap
perencanaan, bukan untuk mengevaluasi penampilan guru yang sedang bertugas
mengajar. Selama pembelajaran berlangsung, pengamat tidak boleh mengganggu atau
mengintroduksi kegiatan pembelajaran melalui video kamera atau foto digital
untuk keperluan dokumentasi dan atau bahan diskusi pada tahap berikutnya, atau
bahkan untuk kegiatan penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang kelas
disamping mengumpulkan informasi juga dimaksukan untuk belajar dari
pembelajaran yang sedang berlangsung.
c.
Tahap
See
Tahap
refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan pembelajaran. Guru model mengawali diskusi dengan menyampaikan
kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan
kepada anggota kelompok perencana yang dalam tahap do bertindak sebagai
pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar diminta menyampaikan komentar dari
pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas peserta didik. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang
kmbali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.
d. Tahapan Act
Tahapan ini sangat penting karena
merupakan tahap penentu tindak lanjut dari rangkaian Lesson study yang
dilaksanakan. Dari hasil
refleksi pada tahapan See dapat
diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan
dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran individual, maupun
manajerial.
2. Hambatan yang
terjadi selama pelaksanaan Lesson Study diantaranya
a. Peserta
didik membuka buku lain selain buku pelajaran pada saat pelajaran masih
berlangsung.
b. Peserta
didik menyalahgunakan laptop yang disediakan untuk pelajaran. Laptop yang
disediakan digunakan untuk hal-hal lain di luar pelajaran.
c. Peserta
didik tidak memperhatikan pelajaran, namun malah bermain HP selama pelajaran.
d. Peserta
didik berjalan-jalan di dalam kelas
selama pelajaran dengan maksud untuk mencontek pekerjaan kelompok lain.
e. Peserta
didik ramai, tidak memperhatikan pelajaran tapi malah mengobrol dengan teman
selama pelajaran.
f. Manajemen
kelompok kurang baik. Hal ini terlihat dari proses pengerjaan worksheet, hanya
beberapa siswa saja dari tiap kelompok yang mengerjakan worksheet.
3. Solusi untuk
mengatasi hambatan yang terjadi selama pelaksanaan lesson study diantaranya:
a. Untuk
mengatasi peserta didik yang membuka buku selain buku pelajaran yang
berhubungan dengan pelajaran pada jam tersebut, pertama-tama peserta didik
diberi teguran/peringatan. Bila peserta didik masih saja membuka buku lain
selain buku pelajaran, maka dapat dilakukan penyitaan terhadap buku tersebut.
b. Untuk
mengatasi peserta didik yang menyalahgunakan laptop yang disediakan, maka
peserta didik diinstruksikan agar menyalakan laptop pada saat akan melakukan
eksperimen virtual. Dengan begitu akan meminimalkan penyalahgunaan laptop oleh
peserta didik.
c. Untuk
mengatasi peserta didik yang bermain HP selama pelajaran, peserta didik diminta
untuk menyimpan HP pada saat sebelum pelajaran. Bila sampai ketahuan masih
bermain HP, maka penyitaan terhadap HP bias dilakukan.
d. Untuk mengatasi
peserta didik yang berjalan-jalan sendiri selama pelajaran, peserta didik
diberi penekanan bahwa penilaian tidak hanya berdasarkan aspek kognitif saja,
namun juga terdapat penilaian afektif dan psikomotor, jadi peserta didik harus
dapat menjaga sikapnya.
e. Untuk
menghindari peserta didik yang ramai dan mengobrol sendiri, maka peserta didik
sebaiknya dikelompokkan secara heteroogen. Selain itu, sebaiknya pembagian
kelompok dilakukan beberapa saat sebelum eksperimen dimulai, sehingga dapat meminimalisir
peserta didik ramai sendiri.
f. Untuk
mengatasi manajemen kelompok yang kurang baik, maka sebaiknya masing-masing
peserta didik diberi worksheet sendiri. Serta dalam satu kelompok disediakan
dua atau lebih laptop yang mendukung pembelajaran..
B.
SARAN
a.
Kegiatan Lesson Study sebaiknya
dilakukan peserta pada pokok-pokok bahasan yang dianggap sulit oleh siswa.
Selain akan memperbesar kemungkinan penemuan-penemuan kekurangan siswa maupun
guru dalam pembelajaran, maka akan lebih cepat memacu proses perbaikan dan
peningkatan mutu pembelajaran.
b.
Kegiatan Lesson Study dapat berjalan dengan optimal
apabila sekolah mendukung segala upaya yang dilakukan oleh guru untuk melakukan
inovasi dan mampu mensinergikan komponen yang ada dalam kegiatan Lesson Study.
c.
Dengan adanya kegiatan Lesson Study ini diharapkan guru
dan teman sejawatnya dapat saling memberikan saran dan masukan agar proses
pembelajaran berlangsung optimal, serta dapat mengembangkan inovasi-inovasi
baru dalam dunia pendidikan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad
Sudrajat. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-pembelajaran/ diakses pada tanggal 7 desember 2012, 20:46 WIB.
Anonim. What is Lesson Study. http://www.lessonstudy.net/whatislessonstudy.htm diakses pada tanggal 7 desember 2012, 21:15 WIB.
Anonim. Lesson
Study Sebuah Model Pembinaan dan Pelatihan Guru. http://gurupemandukimia.files.wordpress.com/2008/09/lesson-study.ppt diakses pada tanggal 7 desember 2012, 21:25 WIB.
Dikti. 2009. Program perluasan dan penguatan Lesson study di LPTK. Jakarta:
Depdiknas.
Fernandez, C. & Yoshida, M. 2004. Lesson Study:
A Janese Approach to Improveing Mathematics Teaching and Learning. London:
Lawlence Erlbaum Associated,Inc.
Fernandez, C., Yoshida, M., Chokshi, S., & Cannon,
J. 2001. An Overview of Lesson Study, ppt. online
lsrg@columbia.edu, www.tc.edu/lessonstudy.
I Wayan Santiyasa.
Implementasi Lesson Study dalam
Pembelajaran. Makalah. Disajikan dalam ”Seminar Implementasi Lesson
Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah
Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari 2009, di Nusa Penida.
Tersedia pada http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/IMPLEMENTASI_LESSON_STUDY.pdf diakses pada tanggal 7 desember 2012, 21:10 WIB.
Masnur Muslich. Laporan
Pelaksanaan Lesson Study di SDN 01 Dompu
(Monitoring Pelaksanaan On Going II Progam Pemberdayaan 1000 Guru SD). http://kegiatanmasnurmuslich.blogspot.com/2010/06/laporan-pelaksanaan-lesson-study-di-sdn.html diakses pada tanggal 7 desember 2012, 21:30 WIB.
(Monitoring Pelaksanaan On Going II Progam Pemberdayaan 1000 Guru SD). http://kegiatanmasnurmuslich.blogspot.com/2010/06/laporan-pelaksanaan-lesson-study-di-sdn.html diakses pada tanggal 7 desember 2012, 21:30 WIB.
Nur Kadarisman.
Sosialisasi Lesson Study di SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta. PPT. Disajikan dalam Seminar Lesson Study di SMA
Muhammadiyah 2 Yogyakarta pada tanggal 14 September 2012.
Tim
Pengembang PPL UNM. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lesson Study Universitas Negeri Malang. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pelaksanaan%20lesson%20study&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CEcQFjAE&url=http%3A%2F%2Fppl.um.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2012%2F07%2FHandout-LS-PPL-UM.doc&ei=LUHHUNPSIIerrAeO1YGwAw&usg=AFQjCNFQcgoNYz1goAtC8jtY37BYqKIiHw
diakses pada tanggal 7 desember 2012, 21:20 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar