Al-Chemist Ungu

tentang Pendidikan dan Kimia

Menyusuri Sungai Sepanjang Jalan Magelang

Pasca meletusnya gunung merapi yang sudah hampir sebulan lalu, ternyata masih menyisakan bencana-bencana yang terus melanda beberapa desa di daerah kabupaten Magelang bagian timur. Tepatnya daerah Muntilan yang tak kunjung henti dilalui lahar dingin, bahkan sampai mruntuhkan beberapa jembatan yang ada di daerah ini. Sebut saja jembatan sungai Pabelan yang terletak di dusun Srowol, sudah retak saat terjadi letusan gunung Merapi, dan disusul dengan dilaluinya lahar dingin, jembatan ini pun sudah tak kuasa lagi menahan terjangan material vulkanik Merapi. Bahkan, di jembatan lain yang terletak di Desa Tamanagung, Muntilan (Dekat Kolam renang TirtoAji), salah satu Jembatan Kali Mbelan yang juga merupakan jalur akses utama Jalan Jogja-Magelang-Semarang, dikabarkan retak dan ditutup sementara beberapa waktu yang lalu. Hal ini dikarenakan Sungai Pabelan ini adalah salah satu sungai yang dilewati lahar dingin material vulkanik. Mengingat selalu, bisa dibilang, meskipun ukurannya yang lebar, sungai ini termasuk sungai yang airnya surut, tapi semenjak meletusnya Merapi hingga sekarang, sungai ini bahkan alirannya sangat deras (bukan air, melainkan lahar dingin beserta material vulkanik). Namun, ternyata jembatan ini lebih kokoh, hingga akhirnya tak lebih dari 6 jam jembatan ini ditutup untuk kendaraan yang ingin melintas. Meskipun demikian, aliran deras sungai ini sampai tadi pagi (09 Desember 2010, 06.00 am) masih membawa sampah-sampah Merapi.
Bisa dimaklumi sebenarnya, bagaimana tidak terjadi aliran yang sangat deras, dalam dua minggu terakhir ini, daerah Muntilan dan sekitarnya telah dilanda hujan sangat deras tiap sore, malahan bisa dibilang sejak siang. Tak hanya daerah Muntilan, hujan deras ini juga sampai ke daerah perbatasan Magelang-Jogja, yaitu sampai Tugu Ireng (Sungai Krasak).
Puncaknya bisa dibilang mulai pada hari Minggu pukul 11.00 siang, hujan deras melanda daerah muntilan, hingga salah satu sungai di daerah dusun Gempol, Kecamatan Salam pun tak lagi kuasa menampung air hujan beserta setoran material vulkanik dari Merapi dan akhirnya membludak sampai ke badan jalan, mengakibatkan jalan Magelang di daerah ini tak bisa dilewati, sehingga kalau ada pengguna jalan yang ingin ke Jogja, atau Magelang, harus melewati jalan lain (yang lebih jauh, mubeng-mubeng, membingungkan dan kecil) seperti jalan Kalibawang, atau Ngepos. walhasil, Jalan Magelang ditutup sementara dari mulai pertigaan Semen ke arah Ngluwar, karena memang sudah tidak bisa dilewati, kalaupun bisa dilewati malah akan membahayakan jiwa pengguna jalan. Akan tetapi karena saking derasnya hujan, ternyata pukul 06.00 sore, jalan ini sudah bisa dilewati. Hari ini hal ini kembali terulang lagi, bahkan badan jalan ini tertutup pasir sampai ketinggian 1 meter, membuatku enggan untuk pulang ke rumah.


Tapi, sebenarnya memang setiap hal itu mempunyai dua sisi, begitu juga dengan banjir lahar dingin ini, dia punya sisi kebaikan dan keburukan. keburukannya kan udah dirasain, besok pagi tinggal ngerasain kebaikannya, penambang pasir panen raya,, ya gak ya gak..

Segini dulu nulisnya,, besok dilanjut ma foto-foto ter-up to date!!