Al-Chemist Ungu

tentang Pendidikan dan Kimia

INDIKATOR ADSORPSI


Indikator adsorpsi
Indikator adsorpsi adalah: zat asam lemah atau basa lemah yang dapat diserap pada permukaan endapan sehingga menyebabkan timbulnya warna
Kelebihan:      cepat, akurat dan terpercaya
                        eror dalam penentuan titik akhir titrasi yang kecil
                        perubahan warna jelas
                        titrasi penendapan (endapan yang dihasilkan memiliki luas permukaan yang besar)
Kekurangan:   penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus dengan cepat
                        Endapan menjadi peka terhadap cahaya (fotosensifitasi) dan menyebabkan endapan terurai
Menurut R.A. Day dan A.L. Underwood,  ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih sebuah indikator adsorpsi yang cocok untuk titrasi pengendapan:
a.    Endapan tidak boleh menjadi partikel besar (menggumpal) karena akan mengurangi luas permukaan untuk adsorpsi indikator
b.    Adsorpsi indikator dimulai sebelum titik ekivalen dan meningkat secara cepat pada titik ekivalen
c.    pH dari media titrasi dikontrol untuk menjamin sebuah konsentrasi ion dari asam lemah atau basa lemah indikator tersedia cukup
contoh: fluorescein(HFl), Ka 10-7 , dalam larutan asam, konsentrasi Fl-, sehingga tidak ada perubahan warna yang dapat diamati, sehingga hanya dapat digunakan untuk pH 7-10
d.    Disarankan bahwa ion indikator bermuatan berlawanan dengan ion yang ditambahkan sebagai titran, sehingga adsorpsi indikator tak akan terjadi sampai kelebihan titran.
Misal: titrasi perak dengan klorida,  metil ungu, dapat dipergunakan. Kation tidak akan diadsorpsi sampai ada kelebihan ion klorida yang berlebih hadir dan koloid bermuatan negatif


CONTOH INDIKATOR ADSORPSI
No.
INDICATOR
ANALIT
TITRAN
KONDISI

1.
205px-Dichlorofluorescein.svg.pngDiklorofluorescein



Cl-
Ag+
pH = 4
2.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/Fluorescein_2.svg/200px-Fluorescein_2.svg.pngFluorescein (C20H12O5)



Cl-
Ag+
pH = 7 – 8
perubahan warna:
kuning cerah-merah muda
3.
Eosin
324px-Eosin.svg.png
Br-, I-, SCN-
Ag+
pH = 1-2
bagus pada larutan asam asetat
perubahan warna:
pink-ungu kemerahan
4.
Thorin (C16H11AsN2Na2O10S2)
thorin.gif
SO42-
Ba2+
pH = 1,5 – 3,5
5.
200px-Bromocresol_green.pngBromcresol green (C21H14Br4O5S)



SCN-
Ag+
pH = 3.8 – 5.4
perubahan warna:
kuning-biru
6.
Methyl violet(C24H28N3Cl)


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/53/Methyl_Violet_2B.png/200px-Methyl_Violet_2B.png
Ag+
Cl-
Acid solution
pH 0-1.6
7.
200px-Rhodamine_6G.svg.pngRhodamin 6G (C27H29ClN2O3)


Ag+
Br-
Peningkatan HNO3 yang tajam sampai 0,3 M
8.
Orthochrome T (C25H27IN2)
orthocrhome t.gif
Pb2+
CrO42-
Larutan netral 0,02 M
9.
Bromphenol blue (C19H10Br4O5S)



bromfenol blue.gif
Hg22+
Cl-
Larutan 0.1 M
10.
Alizarin Merah S (C14H7NaO7S)


alizarin merah.jpg
F-
Th(IV)

11.
Diphenylamine (C12H11N)
Padatan tak berwarna, larutan kuning
200px-Diphenylamine.png
Zn2+
K4Fe(CN)6
Perubahan warna:
Kuning-pink
12.
Azo Violet (C12H9N3O4)
azo violet.png
Mg2+
NH4+
Identifikasi Mg, akan memberikan warna ungu
12.
dibromo fluorescein.gifDibromofluorescein (C20H10Br2O5)
Warna: orange


PO43-
Pb(OAc)2

14.
Merah kongo
(Asam difenil-bis-azo a -naftilamina-4-sulfonat)


Perubahan wrna:
Asam: lembayung, basa: merah
14.
230px-Erythrosine.svg.pngEritrosin (C20H6I4Na2O5)




15.
tetrahidroksikuinon
SO42-
BaCl2



Indikator adsorpsi
Indikator adsorpsi adalah: zat asam lemah atau basa lemah yang dapat diserap pada permukaan endapan sehingga menyebabkan timbulnya warna
Kelebihan:      cepat, akurat dan terpercaya
                        eror dalam penentuan titik akhir titrasi yang kecil
                        perubahan warna jelas
                        titrasi penendapan (endapan yang dihasilkan memiliki luas permukaan yang besar)
Kekurangan:   penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus dengan cepat
                        Endapan menjadi peka terhadap cahaya (fotosensifitasi) dan menyebabkan endapan terurai
Menurut R.A. Day dan A.L. Underwood,  ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih sebuah indikator adsorpsi yang cocok untuk titrasi pengendapan:
a.    Endapan tidak boleh menjadi partikel besar (menggumpal) karena akan mengurangi luas permukaan untuk adsorpsi indikator
b.    Adsorpsi indikator dimulai sebelum titik ekivalen dan meningkat secara cepat pada titik ekivalen
c.    pH dari media titrasi dikontrol untuk menjamin sebuah konsentrasi ion dari asam lemah atau basa lemah indikator tersedia cukup
contoh: fluorescein(HFl), Ka 10-7 , dalam larutan asam, konsentrasi Fl-, sehingga tidak ada perubahan warna yang dapat diamati, sehingga hanya dapat digunakan untuk pH 7-10
d.    Disarankan bahwa ion indikator bermuatan berlawanan dengan ion yang ditambahkan sebagai titran, sehingga adsorpsi indikator tak akan terjadi sampai kelebihan titran.
Misal: titrasi perak dengan klorida,  metil ungu, dapat dipergunakan. Kation tidak akan diadsorpsi sampai ada kelebihan ion klorida yang berlebih hadir dan koloid bermuatan negatif


CONTOH INDIKATOR ADSORPSI
No.
INDICATOR
ANALIT
TITRAN
KONDISI

1.
205px-Dichlorofluorescein.svg.pngDiklorofluorescein



Cl-
Ag+
pH = 4
2.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6f/Fluorescein_2.svg/200px-Fluorescein_2.svg.pngFluorescein (C20H12O5)



Cl-
Ag+
pH = 7 – 8
perubahan warna:
kuning cerah-merah muda
3.
Eosin
324px-Eosin.svg.png
Br-, I-, SCN-
Ag+
pH = 1-2
bagus pada larutan asam asetat
perubahan warna:
pink-ungu kemerahan
4.
Thorin (C16H11AsN2Na2O10S2)
thorin.gif
SO42-
Ba2+
pH = 1,5 – 3,5
5.
200px-Bromocresol_green.pngBromcresol green (C21H14Br4O5S)



SCN-
Ag+
pH = 3.8 – 5.4
perubahan warna:
kuning-biru
6.
Methyl violet(C24H28N3Cl)


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/53/Methyl_Violet_2B.png/200px-Methyl_Violet_2B.png
Ag+
Cl-
Acid solution
pH 0-1.6
7.
200px-Rhodamine_6G.svg.pngRhodamin 6G (C27H29ClN2O3)


Ag+
Br-
Peningkatan HNO3 yang tajam sampai 0,3 M
8.
Orthochrome T (C25H27IN2)
orthocrhome t.gif
Pb2+
CrO42-
Larutan netral 0,02 M
9.
Bromphenol blue (C19H10Br4O5S)



bromfenol blue.gif
Hg22+
Cl-
Larutan 0.1 M
10.
Alizarin Merah S (C14H7NaO7S)


alizarin merah.jpg
F-
Th(IV)

11.
Diphenylamine (C12H11N)
Padatan tak berwarna, larutan kuning
200px-Diphenylamine.png
Zn2+
K4Fe(CN)6
Perubahan warna:
Kuning-pink
12.
Azo Violet (C12H9N3O4)
azo violet.png
Mg2+
NH4+
Identifikasi Mg, akan memberikan warna ungu
12.
dibromo fluorescein.gifDibromofluorescein (C20H10Br2O5)
Warna: orange


PO43-
Pb(OAc)2

14.
Merah kongo
(Asam difenil-bis-azo a -naftilamina-4-sulfonat)


Perubahan wrna:
Asam: lembayung, basa: merah
14.
230px-Erythrosine.svg.pngEritrosin (C20H6I4Na2O5)




15.
tetrahidroksikuinon
SO42-
BaCl2