Al-Chemist Ungu

tentang Pendidikan dan Kimia

BUFFER IN OUR BLOOD


Larutan Penyangga Dalam Darah
Larutan buffer dalam darah adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambahkan sedikit asam/basa atau ketika di encerkan. Buffer terdiri dari asam lemah dan garam/basa konjugasinya atau basa lemah dan garam/asam konjugasinya salah satu contoh larutan buffer adalah darah. Buffer dalam darah terdiri dari H2CO3 (asam lemah) dan HCO3 (basa konjugasinya). Buffer tersebut dapat mempertahankan pH darah sekitar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut :
H2CO3 + OH- HCO3- +H2O
HCO3- + H+ H2CO3
Buffer dalam darah termasuk buffer asam. Buktinya, jika darah tidak memiliki buffer, maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami asidosis (pH darah asam). Derajat keasaman merupakan suatu sifat keasaman kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH :
pH = 7,0 adalah netral
pH > 7,0 adalah basa (alkali)
pH <>

Suatu asam kuat memiliki pH sangat rendah (hampir 1,0) sedangkan suatu basa kuat memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0) darah memiliki pH antara 7,35 – 7,45. Kesetimbangan asam basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan kesetimbangan asam basa darah :
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk ammonia. Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang. Yang biasanya berlangsung beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah manusia sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan, penyangga pH yang paling penting dalam darh menggunakan bikarbonat. Bikarbonat suatu komponen basa berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida suatu komponen asam. Jika lebih banyak asam yang masuk kedalam aliran darah maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk kedalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikir bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida, karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida keparu-paru dan diparu-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan. Pusat pernapasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Jika pernapasan meningkat, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernapasan, maka pusat pernapasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit. Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis/alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan turunnya pH darah. Penyebabnya adalah gagal ginjal, asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal), ketoasidosis diabetikum, asidosis laktat (bertambahnya asam laktat), bahan beracun (seperti : etilen glikol, overdosis salisilat, methanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida), kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi atau kolostomi.
Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah. Alkalosis terbagi dua, yaitu :
1. Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik ini terjadi karena tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti kadang-kadang dilakukan dirumah sakit, terutama setelah pembedahan perut). Penyebab utama alkalosis metabolik yaitu, penggunaan diuretic (tiazid, furosemid, asam etakrinat), kehilangan asam darah manjadi basa karena muntah atau pengosongan lambung, kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).
2. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernapasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Pernapasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lainnya adalah rasa nyeri, sirosis hati, kadar oksigen darah yang rendah, demam, overdosis aspirin.
Pengobatan :
1. Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernapasan.bisa meredakan penyakit ini.
2. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
3. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
4. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis di kelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik tergantung pada penyebab utamanya. Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernapasan.
Kondisi darah ber-pH asam menunjukkan gejala-gejala berikut:
1. Kulit tidak bersinar.
2. Penyakit kaki karena kutu air.
3. Cepat merasa lelah setelah olahraga ringan dan mengantuk setelah naik bis.
4. Setelah naik turun tangga terengah-engah.
5. Gemuk dengan perut buncit.
6. Lamban bergerak dan lesu.
Mengapa kondisi darah dalam tubuh bisa berubah menjadi ber-pH asam?
1. Terlalu banyak minum susu dan makan mentega atau keju.
a.) Daging, makanan seperti susu, mentega, keju, telur, daging sapi, daging babi asin, dan lain-lain adalah makanan yang ber-pH asam.
b.) Terlalu banyak makan makanan ber-pH asam akan menyebabkan pH darah asam dan kental, sehingga peredaran darah tidak lancar ke ujung pembuluh darah dan mengakibatkan kaki/lutut dingin, bahu berat dan susah tidur.
c.) Untuk orang-orang muda boleh mengkomsumsi daging dengan porsi yang wajar tetapi untuk orang-orang tua, agar mengkonsumsi sayur-sayuran dan ikan dengan porsi kecil.
2. Kehidupan tidak teratur menyebabkan kondisi fisik tubuh dengan darah ber-pH Asam.
a.) Kehidupan tidak teratur menyebabkan tekanan terhadap fisik dan mental.
b.) Menurut statistik, orang yang terlambat tidur kemungkinannya mengalami penyakit kanker 5 kali lebih besar dibanding dengan orang yang tidur tepat waktu.
c.) Manusia pada dasarnya adalah hidup secara teratur di dunia ini. Tidak boleh mengakumulasi tidur dalam waktu yang lama dan memakan makanan dalam jumlah yang banyak dan tidak mungkin hidup menantang ritme alam.
d.) Organ-organ dalam tubuh manusia dikontrol oleh syaraf autonomi. Pada siang hari adalah aktivitas utama dari syaraf simpatik dan pada waktu malam hanya syaraf para-simpatik yang berfungsi. Jika aturan ini terganggu dan diputarbalik, maka akan menghadapi semua jenis penyakit.
3. Tensi naik mengakibatkan emosi.
a.) Tekanan sosial.
b.) Tekanan mental atau yang berkaitan dengan pekerjaan.
c.) Untuk orang yang menderita tekanan mental, kemungkinan bisa mengakibatkan kematian. Ini adalah sindrom fungsi korteks adrenalin tidak sempurna.
4. Tekanan fisik.
a.) Sebelum operasi, perlu diperiksa apakah korteks ginjal berfungsi secara normal. Jika korteks adrenalin bocor atau tekanan yang diakibatkan oleh operasi melebihi kemampuan korteks adrenalin, maka akan mengakibatkan kematian atau dampak yang berlawanan.
b.) Jika muka pasien gembung, perlu menanyakan secara rinci kepada pasien riwayat penyakitnya dan status pengobatannya. Untuk pasien yang dalam pengobatan hormon korteks adrenalin, perawatan ekstra perlu diperhatikan ketika menjalani perawatan akupuntur.
c.) Menghidari tekanan oleh karena terlalu capek bekerja atau berolahraga, atau pun bermain judi dan menyetir sepanjang malam, dan lain-lain.
Bahan makanan yang ber-pH asam/basa antara lain:
1. Makanan yang ber-pH asam tinggi: kuning telur, keju, roti manis, telur ikan, minyak ikan, dan lain-lain.
2. Makanan yang ber-pH asam sedang: daging (paha) babi yang diasinkan (ham), daging babi yang diasin dan dikukus (bacon), daging ayam, cumi-cumi, daging babi, belut, daging sapi, roti, gandum, mentega, daging kuda.
3. Makanan yang ber-pH asam rendah: nasi putih, kacang, bir, alkohol, tahu goreng, rumput laut, remis besar (kerang), ikan gurita, ikan janggut (berkumis), dan lain-lain.
4. Makanan yang ber-pH basa rendah: kacang merah, lobak, apel, sayur kubis atau kol, bawang, tahu, dan lain-lain.
5. Makanan yang ber-pH basa sedang: lobak kering, kacang kedele, wortel, tomat, pisang, jeruk, labu, buah delima, putih telur, prem kering, jeruk limun, bayam.
6. Makanan yang ber pH-basa tinggi: buah anggur, daun teh, minuman anggur, taoge laut, ganggang laut, dan lain-lain. Khususnya jenis ganggang hijau mengandung banyak zat hijau daun (klorofil) sebagai makanan kesehatan yang sangat baik dan ber-pH basa tinggi. Jangan terlalu banyak minum teh, tetapi sebaiknya minumlah teh pada pagi hari.

CEMAS..

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktifitas sistem syaraf otonom. Kecemasan adalah gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan sering kali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma W, 1997).
Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar atau konfliktual (Kaplan, Sadock, 1997).
Gejala Kecemasan
Penderita yang mengalami kecemasan biasanya memiliki gejala-gejala yang khas dan terbagi dalam beberapa fase, yaitu :