Al-Chemist Ungu

tentang Pendidikan dan Kimia

Singkong Jadi Etanol


Singkong sebagai bahan baku nabati (BBN) dapat diolah menjadi bioetanol pengganti premium. Pati yang terdapat di dalam singkong merupakan senyawa karbohidrat yang dapat diubah menjadi glukosa dengan bantuan cendawan Aspergillus sp. Setelah menjadi gula baru diubah menjadi etanol melalui proses difermentasi.
Tahapan pembuatan bioetanol berbahan dasar singkong, dengan cara mengupas singkong kemudian dipotong kecil kemudian mengawetkan singkong dengan cara dikeringkan hingga kadar air 6 persen (gaplek).
Setelah itu, gaplek dimasukkan ke dalam tangki berkapasitas 120 liter sebanyak 25 kilogram. Selanjutnya ditambahkan air hingga mencapai volume 100 liter dan dipanaskan hingga suhu mencapai 100 derajat celsius dan diaduk selama 30 menit sampai mengental. 

Puding Tape Singkong


Bahan 1:
1 buah alpukat, dikerok
250 mililiter santan
4 gram agar-agar putih
75 gram gula pasir
4 buah nangka, diiris memanjang
Garam secukupnya
Bahan 2:
300 mililiter santan kental
300 gram tape singkong, dihaluskan dengan 200 mililiter santan
250 gram gula pasir
3 lembar daun pandan
9 gram agar-agar putih
Cara Membuat:
  1. Rebus semua bahan 1 kecuali alpukat hingga mendidih sambil diaduk-aduk
  2. Letakkan alpukat di dasar cetakan lalu siram dengan adonan agar-agar, sisihkan
  3.  Rebus semua bahan 2 kecuali adonan tape hingga mendidih
  4. Sambil aduk-aduk ambil daun pandannya, tambahkan adonan tape dan rebus kembali hingga mendidih
  5.  Tuang adonan 2 di atas adonan 1 lalu dinginkan
  6.  Dihidangkan bersama saus santan
Saus Santan
Bahan:
500 mililiter santan sedang kentalnya
3 lembar daun pandan
2 butir telur
150 gram gula pasir
garam secukupnya
Cara Membuat:
  1. Campur semua bahan kemudian saring dan rebus hingga mengental sambil diaduk-aduk
  2.  Dinginkan dan buang daun pandannya kemudian siap disajikan sebagai pelengkap puding

REKRISTALISASI

OKEY.. mulai lagi berkecimpung dengan praktikkum,, membuat laporan dan juga begadang.. Ahihihi... semester ini dapat mata kuliah baru lagi tentang kimia, Kimia organik,, yah pasti yang terbersit udah alkana lakena dan alkuna berserta keluarga besarnya yg lain.. yuph,, tapi ternyata mata praktikumnya, sub bab pertama adalah tentang metode rekristalisasi...
Metode rekristalisasi
1.      Panaskan pelarut pada penangas. Tempatkan padatan yang akan direkristalisasi pada labu Erlenmeyer.
2.      Tuangkan sedikit pelarut yang panas tersebut ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi padatan.

EKSTRAKSI

Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut. Ekstraksi menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan berupa corong pisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat counter current craig. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi dengan pelarut digunakan untuk memisahkan dan isolasi bahan-bahan dari campurannya yang terjadi di alam, untuk isolasi bahan-bahan yang tidak larut dari larutan dan menghilangkan pengotor yang larut dari campuran. Berdasarkan hal di atas, maka prinsip dasar ekstraksi ialah pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan.

Pemurnian dan Pemisahan




Landasan Teori

Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap .

Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. 

Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya .

Analisis Kation Timbal (Pb2+)

Kation timbal (Pb2+) dapat dianalisis dengan berbagai metode. Metode-metode yang dapat digunakan untuk menganalisis ion timbal adalah sebagai berikut.


1) Direaksikan dengan HCl encer
Bila kation timbal direaksikan dengan HCl encer akan terbentuk endpan putih yang berupa PbCl2. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
Pb2+ + 2 Cl- -->PbCl2

2) Direaksikan dengan hidrogen sulfida
Kation timbal jika direaksikan dengan hidrogen sulfida dengan suasana asam akan terbentuk endapan hitam PbS.
Pb2+ + S2- --> PbS + 2 H+

3) Direaksikan dengan amoniak.
Pb2+ dapat dianalisis dengan menggunakan amoniak yaitu dengan cara mereaksikan dengan amonium hidroksida (NH4OH). Hasil dari reaksi tersebut akan terbentuk endapan yang berwarna putih yang berupa Pb(OH)2. Persamaan reaksi dari penjelasan diatas dapat dituliskan sebagai berikut.
Pb2+ + 2 NH3 + 2 H2O --> Pb(OH)2 + 2 NH4+

4) Direaksikan dengan natrium hidroksida.
Pb2+ bila direaksikan dengan natrium hidroksida akan terbentuk endapan putih Pb(OH)2. Persamaan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut.
Pb2+ + 2 OH- --> Pb(OH)2
Endapan yang telah terbentuk tersebut dapat larut kembali apabila ditambahkan natrium hidroksida secara berlebih, hal ini terjadi karena terbentuknya ion tetrahidroksiplumbat(II).
Pb(OH)2 + 2 OH- --> [Pb(OH)4]2-

5) Direaksikan dengan asam sulfat.
Kation timbal jika ditambahakan asam sullfat akan terjadi reaksi yang menyebabkan terjadinya endapan berwarna putih yang berupa PbSO4.
Pb2+ + SO42- --> PbSO4

6) Direaksikan dengan kalium kromat
Endapan kuning yang berupa timbal kromat akan diperoleh jika Pb2+ direaksikan dengan kalium kromat.
Pb2+ + CrO42- --> PbCrO4

7) Larutan kalium iodida
Kation timbal direaksikan dengan kalium iodida akan menghasilkan endapan timbal iodida yang berwarna kuning.
Pb2+ + 2 I- --> PbI2
Jika endapan tersebut ditambahkan kalium iodida secara berlebih, maka endapan tersebut akan larut kembali karena timbal iodida bereaksi kembali dan membentuk ion tetraiodoplumbat(II).
PbI2 + 2 I- --> [PbI4]2-
Karena reaksi diatas merupakan reaksi kesetimbangan, ion kompleks tersebut apabila ditambahkan air akan terbentuk endapan kembali karena reaksi akan bergeser ke arah kiri.

8) Direaksikan dengan natrium karbonat
Jika ion timbal direaksikan dengan natrium karbonat maka akan terbentuk endapan putih yaitu campuran antara timbal karbonat dan timbal hidroksida. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Pb2+ + 2 CO32- + H2O --> Pb(OH)2 + Pb(CO3)2 + CO2

KUBUS SEDERHANA (simple cubic)

Ada delapan atom di sudut-sudut. Setiap atom sudut membuat 1 / 8 kontribusi terhadap sel satuan.
∴ No atom hadir dalam sel satuan = 1 / 8 x 8 = 1
Latihan 1.
Berapa banyak atom yang hadir dalam sel primitif?
TUBUH Centred Cubic (BCC)
BCC memiliki 8 atom di sudut dan satu atom, di dalam tubuh. Setiap atom sudut membuat 1 / 8 iuran dan sumbangan dari atom dalam tubuh = 1
∴ Jumlah atom hadir dalam bcc = 1 / 8 × 8 (Di pojok) + 1 (di pusat tubuh)
= 1 +1 = 2

Crystal Cl that moving na crystal in NaCl

Sodium chloride also crystallizes in a cubic lattice, but with a different unit cell.


However, the tightly-packed structures make it difficult to view the interior relationships.
The same structure, but with the ions moved further apart allows the interior to be viewed.
If we take the NaCl unit cell and remove all the red Cl ions, we are left with only the blue Na. If we compare this with the fcc / ccp unit cell, it is clear that they are identical. Thus, the Na is in a fcc sublattice.


Since the repetition patterns of Na and Cl are the same in the lattice, the Cl sublattice must also be fcc / ccp. Recall that there may be more than one way to divide a lattice into unit cells. Although it may not be obvious, the red Cl's represent a different fcc / ccp unit cell.
Notice that there are 6 Cl surrounding the Na, and 6 Na around each Cl. We can look at the NaCl as made up of fcc / ccp lattices interpenetrating. The Na's occupy the octahedral sites in the Cl sublattice, and the Cl's occupy the octahedral sites in the Na sublattice.

Sistem Kristal Kubus dalam Atom (Unit Sel)

Menjaga hal-hal berikut dalam pikiran kita dapat menghitung jumlah atom dalam sel unit.
  • Sebuah atom di sudut ini dipakai bersama oleh delapan unit sel. Oleh karena itu sebuah atom di sudut kontribusi 1 / 8 ke sel unit
  • Sebuah atom di wajah adalah bersama oleh dua unit sel
Kontribusi dari masing-masing atom pada wajah adalah 1 / 2 ke sel unit.
  • Sebuah atom dalam tubuh sel unit bersama dengan tidak sel unit lainnya
Kontribusi dari setiap atom dalam tubuh adalah 1 ke sel unit.
  • Atom yang hadir di tepi dibagi oleh empat unit sel
Kontribusi dari setiap atom di tepi adalah 1 / 4 ke sel unit.
Dengan menerapkan aturan tersebut, kita dapat menghitung jumlah atom dalam sel unit yang berbeda kubik zat monoatomik.
types of unit cell